VIRTUS SECURITY DAY TEGASKAN KEAMANAN TI SEBAGAI PRIORITAS UTAMA PERUSAHAAN
Teknologi yang semakin canggih tidak hanya menguntungkan perusahan, tapi juga para hacker dalam menciptakan ancaman baru yang diprediksi akan semakin destruktif. Organisasi dituntut untuk terus memperbaharui sistem keamanan mereka mengingat pola ancaman yang kian pintar dan tak terduga.
“Melalui Virtus Security Day, kami ingin meningkatkan awareness para profesional TI, khususnya di bidang keamanan informasi, dalam menangkal serangan cyber melalui praktik dan strategi terbaik dari pakar security dan juga pelaku industri,” kata Toto A. Atmojo, CISSP, CISA (Vice President, Virtus)
Virtus Security Day 2015 dilaksanakan di Hotel Ritz-Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, oleh Virtus Technology Indonesia, penyedia solusi infrastruktur TI yang juga anak perusahaan PT Computrade Technology International (CTI Group). Acara yang pertama kali diadakan pada tahun 2013 ini mengangkat tema “Advanced Threat Evolution and Future Attack Vectors”. Seminar membahas evolusi serangan cyber dan ancaman keamanan informasi di masa depan guna membantu para profesional TI memformulasikan strategi terbaik dalam menangkal serangan saat ini dan masa yang akan datang.
Sebagai pembicara, hadir para pakar sekuriti dan pemimpin TI dari sejumlah perusahaan top Indonesia, antara lain Rudi Lumanto (Ketua Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure (Id-SIRTII)), Dhany Kurniawan (Country Manager Check Point Indonesia), Richardus Eko Indrajit (Ketua Umum Asosiasi Perguruan Tinggi Informatika dan Ilmu Komputer), Ariyanto Agus Setyawan (General Manager Network Security Management Telkomsel), Muhammad Guntur (Senior Vice President IT Strategy, Architecture & Planning Group PT Bank Mandiri), dan Erison Hek Oktavian (Chief Information Officer PT Media Nusantara Citra).
Dengan meningkatnya jumlah insiden keamanan informasi di seluruh dunia (pada tahun ini diprediksi meningkat 48%), perusahaan harus menempatkan keamanan TIK sebagai salah satu prioritas utama seiring dengan perubahan serangan secara komprehensif dalam beberapa tahun terakhir.
“Di era BYOD contohnya, korporasi berisiko terhadap kebocoran data penting, baik secara internal maupun eksternal, melalui penggunaan perangkat mobile mereka. Korporasi perlu berinvestasi lebih untuk keamanan TI, di samping pengguna juga perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap serangan yang sewaktu-waktu mengintai,” ujar Dhany Kurniawan (Country Manager Check Point Indonesia).