BELAJAR LEADERSHIP DARI UMAR BIN KHATTAB DAN PENGUSAHA THEODORE PERMADI RACHMAT
Saya sedikit tercengang saat mendengar Theodore Permadi Rachmat menyebut nama Khalifah Umar bin Khattab waktu beliau bercerita perihal kepemimpinan di salah satu seminar.
Kemudian saking penasarannya, saya baca buku beliau untuk mengetahui hubungan pastinya. Ternyata benar, Theodore Permadi Rachmat rupanya mengidolakan Khalifah Umar bin Khattab.
Theodore Permadi Rachmat yang saya maksud adalah mantan CEO Astra Internasional yang setelah “lulus” dari Astra, beliau mulai membangun usaha sendiri sampai akhirnya mampu mencatatkan diri sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia.
Banyak perusahaan yang dikembangkan maupun dipimpin sendiri oleh Theodore Permadi Rachmat berhasil meraih sukses. Sebut saja United Tractors, Pama Persada, Adira Finance, Adaro dan terakhir Triputra Grup.
Paling tidak ada 3 hal yang bisa saya intisarikan dari buku beliau perihal kepemimpinan.
1. Leadership yang memberi keteladanan
Bagi seorang yang telah berkecimpung hampir 40 tahun dalam dunia bisnis rasanya perkataan Theodore Permadi Rachmat bahwa seorang pemimpin itu harus menjadi teladan bagi para anggota yang dipimpinnya patut kita yakini bersama.
Keteladanan berarti mampu menunjukkan kesesuaian antara ucapan dan perbuatan. Keteladanan berarti menjadi orang pertama yang maju di depan melakukan perubahan. Keteladan berarti memberi inspirasi bagi para orang yang dipimpinnya untuk mau berbuat hal yang sama dengan pemimpinnya.
Keteladan menurut Anda mungkin masih banyak lagi, tetapi inilah yang dicontoh Theodore Permadi Rachmat dari kepemimpinan Khalifah Umar.
Khalifah Umar akan berada paling depan saat maju ke medan pertempuran dan akan berada paling belakang serta hidup sederhana saat masa damai begitu kata Theodore Permadi Rachmat.
Lebih lanjut, Theodore Permadi Rachmat memberikan contoh sederhana mengenai fenomena jam karet. Budaya yang entah kenapa susah sekali diubah di kehidupan kita. Bila Anda janji untuk hadir pukul 8, maka hadirlah tepat waktu. Itu sudah merupakan contoh keteladanan. Sederhana saja menurut Theodore Permadi Rachmat.
2. Leadership yang Memperhatikan
Khalifah Umar sangat dekat dengan rakyatnya. Beliau pandai mengetahui perasaan rakyat dan sangat perhatian pada kehidupan mereka. Beliau merasakan benar penderitaan rakyatnya dan menjadi orang yang paling bertanggung jawab atas penderitaan tersebut.
Theodore Permadi Rachmat menambahkan agar kita selalu take good care of our staff sebab mimpi seorang office boy adalah mimpi yang sama pentingnya dengan mimpi seorang CEO. Selalu perhatikan dan hargailah mereka.
Perhatian tidak harus selalu serba “wah”. Teguran ramah dengan bahasa tubuh yang akrab saat menyapa bawahan sudah bisa memberikan arti bahwa kita adalah orang yang sangat perhatian kepada mereka. Berikan perhatian untuk mereka. Pada gilirannya mereka akan memberikan kontribusi lebih buat anda.
Disinilah bedanya antara pemimpin biasa dan pemimpin berkarisma. Bahkan menurut hasil survei, hal terpenting yang bisa mengerakkan orang untuk berbuat adalah karisma. Dengan membangun kedekatan berarti Anda sedang membangun karisma positif. Dengan karisma positif tersebut nantinya Anda akan mampu meminta orang berbuat sesuai keinginan Anda.
3. Leadership yang memiliki Visi
Khalifah Umar adalah seorang dengan visi besar. Bebagai gagasan baru muncul dalam masa pemerintahan beliau. Gagasan menghimpun Al Quran, menetapkan kalendar Islam, membentuk kas negara, menyatukan sholat sunah tarawih dengan satu imam, menciptakan lembaga peradilan, mencetak mata uang dirham bahkan menyatukan wilayah kekuasaan Islam menjadi bukti nyata dari visi besar beliau.
Seorang pemimpin harus memiliki visi besar. Visi ini akan menggerakan semua anggota menuju satu tujuan. Visi tersebut bila dikomunikasikan dengan baik akan memberikan arah tujuan jelas yang hendak dicapai bersama.
Seorang pemimpin dengan visi besar dan jelas mampu beradaptasi terhadap perubahan. Mereka pandai melihat peluang disetiap kesempatan. Mereka selalu mau untuk selalu belajar agar bisa membaca arah peluang dan melakukan perbaikan berkelanjutan.
Mencontoh kepada Singapura, Theodore Permadi Rachmat bercerita bagaimana negeri tersebut bisa mencapai kesuksesan. Kunci utamanya adalah pemimpin dengan unlimited dreams.
Penutup
Tiga sifat pemimpin diatas mewakili kekaguman saya kepada Khalifah Umar bin Khattab Radi Allahu ‘anhu yang tak lengkang oleh masa dan tak usang oleh kemajuan teknologi.
Dari ketiga sifat tersebut mungkin dapat diturunkan menjadi beberapa sifat atau karakter seorang pemimpin baik lainnya, tetapi tiga sifat ini patut dipraktekkan karena mudah diingat dan saling terkait.
Keteladan, Kepedulian dan Visi yang jelas. Ketiga sifat tersebut tercermin dalam diri Khalifah Umar. Theodore Permadi Rachmat sudah menjadikannya sebagai salah satu contoh. Semoga ini memberikan inspirasi buat kita semua.