( pcs)
GambarBarangjmlBeratTotal
keranjang belanja anda kosong
00,00Rp 0

SUNDAR PICHAI: JADI BOS GOOGLE BERKAT PRESTASI DAN KERENDAHAN HATI

Senin, Oktober 19th 2015.
SUNDAR PICHAI: JADI BOS GOOGLE BERKAT PRESTASI DAN KERENDAHAN HATI

CEO Google, Sundar Pichai. [Foto: NBC]

Pada tahun 2011, Twitter membutuhkan seorang chief product. Beberapa orang menjadi kandidat dan salah satunya adalah seorang pegawai Google bernama Sundar Pichai. Nama Sundar menjadi kandidat karena kilapan prestasinya mengantarkan Chrome sebagai browser populer dalam tempo singkat. Namun, belum sempat Twitter menawarkan posisi itu, Google sudah bereaksi. Mereka pun langsung menawarkan Pichai pemberian saham senilai US$50 juta agar tetap bekerja di Google.

Itulah sekelumit cerita yang menggambarkan bagaimana Google sangat menghargai seorang Sundar Pichai. Penghargaan itu pun berlanjut pada awal Agustus 2015, ketika Google secara resmi menempatkan Sundar Pichai sebagai CEO Google. Pichai menggantikan posisi Larry Page yang beralih menjadi chief executive dari induk usaha Google, Alphabet Inc.

Penunjukan Pichai sebagai CEO pun menimbulkan kehebohan tersendiri. Dalam waktu relatif singkat, karier Pichai mampu meroket di tengah organisasi sekelas Google yang sebenarnya banyak diisi talenta terbaik. Apalagi, kisah hidupnya mirip seperti dongeng sebelum tidur. Lahir dari keluarga sederhana, Pichai mampu menerobos semua kekurangan berbekal kepintaran dan kerja kerasnya.

Terinspirasi Sang Ayah

Pichai lahir di Chennai, negara bagian Tamil Nadu, India pada tahun 1972. Ibunya merupakan seorang stenografer, sedangkan sang ayah bekerja sebagai teknisi di General Electric Company. Setiap hari, ayahnya selalu berbagi cerita tentang pekerjaannya. Cerita inilah yang membuat Pichai kecil lambat laun mulai akrab dengan dunia teknologi.

Keluarga Pichai tinggal di sebuah apartemen kecil yang hanya terdiri dari dua kamar. Sehari-hari, Pichai dan adiknya harus tidur di ruang tamu. Keluarga kecil ini juga tidak memiliki televisi atau mobil.

Pichai mengenyam pendidikan teknik metalurgi di Indian Institute of Technology (IIT) di Kharagpur. Ia kemudian mendapatkan beasiswa ke Universitas Stanford untuk belajar ilmu material dan semikonduktor. Keberangkatannya ke Amerika Serikat bukan hal yang mudah. Ayahnya sempat mencari pinjaman ke sana ke mari untuk membayar tiket dan biaya lainnya, namun tidak berhasil. Ayah Pichai kemudian mengambil tabungan keluarga hingga US$1.000, lebih dari gaji tahunannya untuk membiayai keberangkatan Pichai.

“Ayah dan ibu saya melakukan apa yang kebanyakan orang tua lain lakukan pada saat itu. Mereka mengorbankan banyak hidupnya dan menggunakan pendapatan mereka untuk memastikan anak-anaknya mendapatkan pendidikan,” ungkap Pichai dalam wawancara dengan Bloomberg.

Ia tiba di AS pada tahun 1993. Setelah menuntaskan pendidikannya, Pichai sempat berniat untuk mendapatkan Ph.D di Stanford dan mengejar karier akademik. Namun, ia kemudian memutuskan untuk bekerja sebagai teknisi dan manajer produk di Applied Materials, sebuah produsen semikonduktor di Silicon Valley. Pichai kemudian mendapatkan MBA dari Wharton School of Business pada tahun 2002 dan menjadi konsultan di McKinsey.

SUNDAR PICHAI: JADI BOS GOOGLE BERKAT PRESTASI DAN KERENDAHAN HATI

Sundar Pichai ketika masih menangani Google Chrome dan Apps pada tahun 2012. [Foto: David Paul Morris/Bloomberg via Getty Images]

Prestasi Cemerlang

Cemerlang Pada tahun 2004, Pichai bergabung dengan Google. Ia masuk ke dalam tim kecil yang bekerja untuk Google Toolbar. Produk ini memang tidak segemerlap produk Google lainnya, namun Google Toolbar berhasil mengarahkan pengguna ke mesin pencari Google, terlepas dari browser apa yang mereka gunakan. Pichai juga berhasil mendekati produsen PC agar menyertakan Google Toolbar di produk mereka.

Setelah itu, Pichai dipercaya memimpin tim yang menelurkan browser Chrome. Kala itu, banyak yang heran mengapa Google merilis browser sendiri ketika mereka sebenarnya sudah memiliki kerjasama yang baik dengan Mozilla sang pembuat Firefox. Namun adalah Pichai yang berhasil menyakinkan manajemen Google untuk membuat Chrome.

Pichai berargumentasi, Google Toolbar berada dalam posisi rentan. Microsoft bisa saja memodifikasi Internet Explorer agar sulit (bahkan mustahil) dipasangi toolbar. Jika itu terjadi, pengguna IE (yang kala itu menempati 65% lalu lintas ke Google) tidak lagi melakukan pencarian di Google. Rencana itu pun berhasil. Chrome akhirnya sukses menumbangkan dominasi IE. Menurut StatCounter, saat ini Chrome menjadi browser nomor satu di dunia yang menguasai 45% pangsa pasar.

Kesuksesan itu membuat jalan Pichai di Google makin mulus. Pichai ditunjuk sebagai direktur manajemen produk sebelum akhirnya ditunjuk menjadi vice president dan kemudian meningkat lagi menjadi senior vice president. Ia kemudian juga menjadi anggota eksklusif L-team, sebuah kelompok kecil eksekutif yang melapor langsung ke Larry Page.

Ketika pencipta Android, Andy Rubin, “cabut” untuk memulai proyek robotik rahasia di Google, Page menunjuk Pichai untuk bertanggung jawab mengembangkan Android. Pichai juga dipercaya menangani divisi mesin pencari Google, Maps, Google+, iklan, dan infrastruktur. Sebelum diangkat menjadi CEO Google, praktis hanya YouTube yang tidak ditangani Pichai.

Kunci Sukses

Dengan rentang karier yang baru sebelas tahun di Google, banyak yang bertanya mengapa karier Pichai bisa melesat begitu cepat. Jawabannya ada berbagai faktor.

Salah satunya karena Pichai dianggap memiliki kemampuan menerjemahkan visi Larry Page. Ada sebuah cerita dari mantan pegawai Google ketika Larry Page hadir di sebuah rapat yang dihadiri pimpinan Google. Ia bercerita mengenai visi dan ide besar Google, namun semuanya dalam tataran abstrak. Sampai Larry meninggalkan rapat, tidak ada yang mengerti persis apa yang harus dilakukan selanjutnya.

Namun Pichai kemudian berkata,”Saya telah berbicara dengan Larry, dan saya pikir yang ia maksud adalah begini,” sambil mendetailkan semua langkah. Setelah rapat, Pichai pun kemudian menghampiri tiap tim untuk memastikan semua orang mengerti apa yang harus dilakukan selanjutnya.

Kelebihan lain dari Pichai adalah kemampuannya memberdayakan tim. Chris Beckman, mantan Product Manager di Google, menyebut Sundar memiliki kemampuan memilih orang-orang terbaik dan dan menuntun mereka menjadi sukses. “Product Manager di tim Sundar memiliki reputasi Best of the Best, sama seperti reputasi software engineer di tim Search Quality adalah yang terbaik,” ungkap Chris.

Sundar juga terkenal memiliki sifat yang suportif dan memberikan promosi kepada yang terbaik tanpa motif kedekatan atau politik kantor. Tak heran jika ia sangat disukai anak buahnya dan banyak pegawai Google ingin bergabung ke dalamnya. Dan kini, praktis semua karyawan Google berada di bawah kepemimpinan Sundar Pichai.

Produk terbaru

Cek resi

Pengiriman