STRATEGI BUKALAPAK CATAT TRANSAKSI RP50 MILIAR SEHARI
e-Commerce Bukalapak mengalami pertumbuhan signifikan dan jumlah transaksi harian Bukalapak telah mencapai angka yang fantastis pada tahun lalu. Tercatat, e-Commerce itu telah mengantongi jumlah transaksi harian sebanyak Rp50 miliar pada 2016.
Bahkan, jumlah pengunjung Bukalapak mencapai 13,4 miliar pada tahun lalu, meningkat 16 kali lipat dari tahun 2015 yang hanya 800 juta.
Achmad Zaky (CEO Bukalapak) mengatakan pertumbuhan Bukalapak yang agresif itu disebabkan keberadaan pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) yang bergabung dengan Bukalapak. Kini jumlah pelapak Bukalapak mencapai 1,3 juta pelapak, melonjak dari 400 ribu pelapak di tahun sebelumnya.
“Jumlah pelaku UKM yang gabung di Bukalapak itu 100 ribu di 2014, terus tumbuh di tahun 2015 jadi 400 ribu pelaku, lalu di tahun 2016 para pelapak ini mencapai 1,3 juta,” kata Zaky.
Di perayaan ulang tahunnya yang ke-7, online marketplace Bukalapak mengumumkan pencapaian nilai transaksi sepanjang 2016 yang mencapai sekitar Rp10 triliun.
“Tahun lalu, nilai transaksi harian kami bisa mencapai Rp50 miliar. Padahal, nilai transaksi Bukalapak hanya Rp7 miliar pada 2015,” kata Zaky di acara perayaan ulang tahun Bukalapak ke-7 di Balai Kartini, Jakarta, Selasa.
Jumlah transaksi yang berlangsung bisa melonjak pada momen-momen tertentu seperti Harbolnas (Hari Belanja Online Nasional). “Kalau di Harbolnas, nilai transaksi kami tembus Rp300 miliar,” ujarnya.
“Kita berharap tren pertumbuhan ini juga akan terjadi pada 2017 dan tahun berikutnya,” ucapnya.
Tak hanya itu, jumlah karyawan Bukalapak terus meningkat menjadi sekitar 500 orang pada tahun lalu. Sedangkan, tahun 2015 baru 200 orang.
Komunitas
Zaky mengatakan komunitas Bukalapak merupakan kekuatan terbesar dari Bukalapak yang tidak dimiliki marketplace lain. Saat ini Bukalapak memiliki anggota komunitas Pelapak yang tersebar di lebih dari 80 kota.
“Lewat komunitas ini, para pelapak dapat belajar dan berkembang bersama, serta saling memotivasi untuk meningkatkan kapabilitas dalam berjualan di platform Bukalapak,” ujarnya.
“Pendapatan rata-rata masyarakat Indonesia masih kisaran Rp1 jutaan. Kami pengen mereka (pelapak) yang berpendapatan rata-rata Rp1 juta itu menjadi makin banyak yang berpenghasilan Rp5 juta hingga Rp10 juta,” ungkap Ahmad Zaki.
Sementara itu, Willix Halim (COO Bukalapak) peningkatan Bukalapak sejauh ini lantaran didukung lewat berbagai upaya serta kerja sama dengan berbagai pihak.
“Di 2016, kami telah menambahkan berbagai produk baru di Bukalapak, mulai dari BukaReksa, BukaModal, hingga BukaIklan. Di tahun 2017, kami akan lebih berupaya untuk mempermudah proses pembelian di Bukalapak jadi semakin efisiens dan cepat,” katanya.
“2016 kami telah menambahkan berbagai produk baru, mulai dari BukaReksa, BukaModal, hingga BukaIklan. Selain itu, banyak fitur yang sudah kami bangun demi memudahkan para pelapak dalam mempromosikan barang dagangannya,” ungkapnya.
Salah satu fitur terbaik dalam Bukalapak adalah Premium Membership yang telah terbukti dapat menaikkan rata-rata pendapatan. “Pertumbuhan dari pelapak hingga 10 kali lipat,” tegasnya.
Dari Ruko Kecil
Zaky mengisahkan Bukalapak mulai beroperasi dari sebuah ruko yang sekaligus menjadi kosan mereka. Idenya saat itu sama sekali tidak ada bayangan nanti akan sukses.
“Alhamdulillah sekarang tumbuh besar. Seperti anak muda kebanyakan yang mimpi, tapi mimpinya galau. Dari kekuatan mimpi itulah mereka terus bersemangat,” kenang Zaky.
“Dulu waktu lebaran, kami down tiga hari masih sempat berlebaran. Sekarang, down sejam saja, kami bisa dihujat pelapak maupun buyer,” imbuhnya.
“Harap diingat, dana itu bukan keuntungan Bukalapak, 99 persen lari ke pelapak. Setiap tahun pendapatan mereka rata-rata naik dua kali lipat. Di 2016, tumbuh 7 kali lipat. Kami berharap pertumbuhan yang sama di 2017, 2018, dan seterusnya,” beber Zaky.