SITUS ICMI DIRETAS HACKER ANONYMOUS
Situs resmi Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) diserang hacker atau peretas dengan menambahkan sebuah pesan di satu artikel tertentu. Pesan itu diselipkan langsung di bagian yang memuat pemberitaan berjudul “ICMI Desak Pemerintah Tutup YouTube dan Google”.
“Cuman secuity test ringan. Dear bapak/ibu ‘Cendikiawan’ ICMI, this is a friendly reminder. Improve your security first, baru ngomongin blokir Google. Anonymous – Kota Cantik,” tulis pesan tersebut.
Selain itu, peretasan juga bisa diketahui dari hasil pencarian Google. Bila mencari kata “ICMI”, akan muncul hasil pencarian yang salah satunya adalah alamat situs resmi ICMI.
Perhatikan bagian yang biasa diisi keterangan mengenai situs tersebut. Alih-alih menemukan summary, pengguna justru akan menemukan pesan serupa dari peretas anomim itu. “Improve your security first, baru ngomongin blokir Google,” begitu bunyinya.
Tidak hanya itu, serangan hacker itu juga membuat situs ICMI tumbang. Situs yang beralamat di icmi.or.id tidak bisa diakses. Saat diklik, peramban hanya menampilkan tulisan “Bandwidth Limit Exceeded”. Sementara bila dicari melalui mesin pencari Google, tertulis “Home – Hacked by Anonymous0536 – ICMI Official Web.”
Sementara itu, Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) membantah situsnya tak bisa diakses karena diretas oleh hacker. Andi Irman (Ketua Tim Media Center, ICMI) mengatakan situs Icmi.or.id memang belum bisa diakses saat ini karena terlalu banyak yang mengakses situs tersebut.
“Bukan karena di-hack (diretas), hanya kelebihan kapasitas. Tapi saat ini kita sedang perbaiki. Ini masalahnya di provider. Sekitar jam 12 atau jam 1 harusnya sudah kembali normal,” katanya kepada CNN Indonesia.
“Situs Icmi.or.id tidak memiliki kapasitas yang besar sehingga tak sanggup menampung banyak pengunjung. “Ini situs biasa, (kapasitasnya) hanya 2 GB,” ungkapnya
Sayangnya, berdasarkan pantauan InfoKomputer, situs ICMI belum bisa diakses setelah pukul 13.00 lewat.
Blokir Google dan YouTube
Sebelumnya, ICMI meminta pemerintah untuk menutup laman berbagi video YouTube dan mesin pencari Google karena kedua laman itu menyebarkan konten pornografi dan kekerasan.
“YouTube dan Google sama saja dengan konten pornografi sehingga layak untuk diblokir. Jutaan konten pornografi dan kekerasan ada di situs tersebut,” kata Muhammad Jafar Hafsah (Sekretaris Jenderal ICMI).
ICMI mengatakan hampir semua pelaku pornografi dan kejahatan seksual mengaku mendapatkan rangsangan dan inspirasi dari tayangan porno yang bersumber dari Google dan YouTube.
Berdasarkan riset ICMI pada YouTube dan Google rentang waktu 2010-2016, Indonesia merupakan negara pengakses terbesar kedua situs tersebut. Namun yang memprihatinkan, konten porno merupakan kata kunci yang paling banyak diakses dibandingkan konten pendidikan, ekonomi, agama dan sosial politik.