PUNINAR LOGISTICS IMPLEMENTASI ORACLE TRANSPORTATION MANAGEMENT CLOUD

Suyanto Tjoeng (CSBDO, Puninar Logistics) memaparkan alasan Puninar beralih ke Saas, didampingi Erwin Sukiato, (Managing Director Oracle Indonesia), dan Jasbir Singh (VP, ERP/SCM Cloud, Oracale Asia Pasific)
Masih cukup banyak perusahaan berskala enteprise yang enggan memanfaatkan public cloud, apalagi untuk aplikasi bisnis kritis. Namun tak demikian halnya dengan Puninar Logistics.
Ingin menyajikan efisiensi, fleksibilitas, dan visibilitas yang lebih baik untuk pelanggan, anak perusahaan Triputra Group ini mengadopsi software transportation management berbasis cloud dari Oracle.
Mengandalkan hanya aset atau menyajikan layanan yang sifatnya brick & mortar rasanya tidak mungkin dipertahankan Puninar Logistics. “Ke depan, tantangannya akan berat jika pemain di industri logistik tidak mau berubah,” ujar Hertanto (Chief Executive Officer, Puninar Logistics).
Hertanto memastikan bahwa perusahaan logistik seperti Puninar tidak akan mampu bergerak ke mana-mana kalau bertahan sebagai bisnis berbasis aset (asset-based). Sementara perubahan telah mengepung dari segala arah.
Solusi berbasis teknologi, khususnya cloud, diyakini tim manajemen Puninar Logistics dapat memampukan perusahaan menyajikan service value-added kepada pelanggan. Selain itu, teknologi cloud juga dapat mendukung pertumbuhan bisnis dengan lebih cepat.
Empat Alasan Beralih ke Awan
Secara lebih detail, Suyanto Tjoeng (Chief Strategic Business Development Officer, Puninar Logistics) memaparkan empat hal yang ingin disajikan Puninar bagi pelanggannya. “Dari pengalaman kami selama hampir 50 tahun, kami melihat ada beberapa common needs dari customer kami di area transportation,” jelasnya.
Pertama adalah customer menginginkan efisiensi biaya. “Itu pasti,” tandas Suyanto. Yang ingin dicapai perusahaan yang menawarkan solusi lengkap supply chain ini adalah keseluruhan proses rantai pasokan yang lebih efisien. Dengan demikian, pada akhirnya total cost of ownership di sisi pelanggan pun akan menjadi lebih rendah.
Pelanggan juga mengharapkan fleksibilitas dalam perencanaan. “Karena dalam kenyataan di lapangan, planning itu fleksibel, selalu berubah, bahkan kadang perubahannya last minute,” Suyanto menjelaskan.
Sebagai perusahaan yang ingin adaptif terhadap kebutuhan pelanggan, Puninar Logistics membutuhkan satu sistem yang dapat membantu melakukan analisa dan perencanaan secara cepat dan akurat. “Oracle Transportation Management memungkinkan kami membuat planning yang fleksibel,” sebutnya lagi.
Kebutuhan pelanggan yang lain adalah visibilitas informasi. “Ketika kami masuk, misalnya di industri otomotif, dan bicara tentang lini produksi, kapan kargo sampai dan apa isinya adalah (informasi, red.) yang sangat critical,” papar Suyanto Tjoeng. Pasalnya, kalau sampai terjadi kesalahan informasi, makan keseluruhan lini produksi produsen otomotif tersebut akan terpengaruh.
Yang terakhir adalah ePoD atau electronic proof of delivery. Menurut Suyanto ada dua kebutuhan customer yang akan terbantu oleh ePoD: mempercepat proses administrasi sehingga proses billing dan business cycle juga dipercepat; dan beberapa customer sudah menjadikan ePoD sebagai bukti untuk melakukan billing.
Dimulai dengan kick off di bulan April ini, implementasi ini diharapkan rampung di bulan Agustus nanti, dan menjadikan Puninar Logistics sebagai third party logistics (3PL) pertama di Indonesia yang memanfaatkan SaaS Oracle Transportation Managament sebagai bagian dari Oracle Supply Chain Management suite.