PRAKTIK IKLAN SISIPAN TELKOM SEDOT KUOTA & RUGIKAN PELANGGAN
JAKARTA – Fenomena praktik Intrusive Ads atau iklan sisipan yang dilakukan Telkom berpotensi merugikan konsumen dan merugikan pelanggan. Praktik yang tak bertanggung jawab ini secara tidak langsung dapat menguras kuota data konsumen secara diam-diam.
Praktik ini muncul setelah seorang pengguna bernama Raymond Reddington yang menuliskan keluhannya di situs Medium. Dirinya menemukan bahwa Telkom diam-diam memasukan JavaScript ke situs (HTTP) yang tidak menggunakan ad block.
Menurutnya, praktik Intrusive Ads menyebabkan halaman situs lebih banyak menyedot kuota data sebanyak 125 KiloBytes (KB) lebih berat dari biasanya.
Dengan begitu, dapat menyebabkan kuota pelanggan terkuras lebih banyak dari semestinya. Melihat fenomena ini, Pengamat Telekomunikasi Heru Sutadi menyatakan bahwa praktik tersebut sangatlah merugikan konsumen.
“Tidak hanya dari segi konsumen, pengelola situs juga akan terkena dampak dari iklan sisipan ini,” ujarnya di Jakarta.
“Sebab kalau mau dicari siapa dirugikan kan pengguna, iklan yang tiba-tiba muncul dari pemilik situs, pembuat aplikasi maupun operator telekomunikasi membuat tak nyaman, data yang menyedot kuota, serta susah di-close,” tambahnya.
Dia berharap, ke depannya harus ada regulasi yang jelas untuk mengatur fenomena ini. “Para stakeholder atau pemangku kepentingan harus duduk bersama untuk mencari Solusi,” tegasnya.
Senada dikatakan Pratama Persadha, Chairman Communication and Information System Security Research (CISSReC). Dia menjelaskan, iklan sisipan itu bisa mengganggu kenyamanan pengguna.
“Iklan sisipan itu kan cukup mengganggu user. Mereka sudah bayar untuk layanan paket data, tapi kok iklan masih bertubi-tubi datangnya,” ungkapnya secara terpisah.
Sementara itu, hingga saat ini Telkom belum memberikan keterangan secara resmi. Berbagai pesan singkat maupun telefon yang dikirimkan kepada Vice President Communication PT Telkom, Arif Prabowo, hingga saat ini belum mendapat respon