( pcs)
GambarBarangjmlBeratTotal
keranjang belanja anda kosong
00,00Rp 0

PRACTICAL IDEA TO DEAL WITH CHANGE? IDE PRAKTIS MENGHADAPI PERUBAHAN

Senin, Oktober 19th 2015.
PRACTICAL IDEA TO DEAL WITH CHANGE? IDE PRAKTIS MENGHADAPI PERUBAHAN

Oleh Magdalena Sukartono

Sebuah kata sederhana : CHANGE ! Artinya : PERUBAHAN… Sebuah kata yang punya 2 makna. Bisa menyenangkan, merupakan sesuatu yang ditunggu-tunggu atau diharapkan. Tetapi juga sebaliknya ! Bisa merupakan sesuatu yang ditakuti… yang mendebarkan hati. Pasti Anda bertanya, “Lho kok bisa ?” Nah, biarlah saya ceritakan dulu kisah nyata yang saya alami dalam kehidupan maupun dalam dunia kerja yang saya geluti. Kisah-kisah yang menyangkut perubahan.

Kisah Pertama

Saat saya mengalami perubahan status dari seorang direktur sebuah lembaga pendidikan menjadi purna karya atau dengan kata lain pensiun, saya tak begitu tergoncang. Mengapa ? Karena sebelum saya purna tugas, saya sudah merangkap tugas sebagai Advisor di sebuah Bank terkemuka. Ketika 12 tahun kemudian saya juga harus melepas jabatan ini karena terjadi perubahan kepemilikan pada Bank dimana saya bekerja, saya juga tidak begitu merasa kehilangan jabatan. Mengapa ? Karena waktu itu saya sudah menjadi Konsultan SDM di beberapa perusahaan dan juga trainer yang sudah punya jam terbang cukup tinggi. Bahkan kemudian mendapat tawaran bekerja sama dengan sebuah hotel. Mendapat tempat untuk berkantor, tetapi wajib menggunakan ruangan yang ada di hotel tersebut jika saya menyelenggarakan seminar/workshop.

Begitu hotel sempat diambil alih oleh pihak lain dan harus tutup, saya pun tidak begitu terpengaruh, karena saya sudah menjadi Konsultan SDM di 6 perusahaan yang menyita waktu saya dari Senin sampai Sabtu. Juga sebagai trainer yang sudah harus terbang ke berbagai wilayah di bumi nusantara ini.

Dari kisah saya ini, kita bisa melihat, bahwa perubahan yang terjadi atas saya, tidak menimbulkan ketakutan, karena sudah ada perubahan sebelumnya, yaitu masih adanya status lain dan kegiatan yang terus berlanjut. Begitu pula yang saya lihat di PT. Freeport Indonesia. Ketika saya dan tim trainer memberi pembekalan kepada mereka yang akan purna karya, saya sampaikan materi POST POWER SYNDROME ? NO WAY !! Mereka benar-benar tidak begitu cemas menghadapi purna karya, karena hampir semuanya sudah memiliki tabungan masa depan cukup besar. Hanya mencari strategi bagaimana mengelolanya. Berbeda dengan mereka yang bekerja di kantor-kantor biasa, termasuk mereka yang di lembaga pendidikan, yang tidak punya jabatan rangkap, juga yang di instansi pemerintah, banyak yang terkena post power syndrome. Suka marah-marah yang tak terkendali dan kesehatannya semakin menurun sehingga akhirnya menjadi renta dan rentan. Perubahan yang benar – benar menakutkan karena tak ada persiapan…

Kisah Kedua

Ini kisah tentang perubahan pimpinan di dunia kerja. Di sebuah Bank, tempat saya bekerja, terjadi pergantian BM. Kita sebut saja BM baru ini Pak W. Sebagian besar karyawan memperlihatkan adanya sikap penolakan. Mengapa ? Karena Pak W ini tampak kurang ramah, berbeda dengan BM sebelumnya yang sangat murah senyum dan suka canda.. Pak W ini bicara secukupnya. Mengeluarkan berbagai kebijakan baru. Diantaranya, setiap Sales area wajib membuat laporan harian kemana mereka pergi, siapa yang mereka prospek, bagaimana hasilnya dan apa program selanjutnya. Yang unik adalah untuk bonus akhir tahun, mereka diminta mengisi formulir, menilai prestasi mereka sendiri, mengusulkan jumlah bonus yang layak mereka peroleh.Kemudian baru ditetapkannya keputusan yang dianggapnya layak dan benar. Wuiihh… unik, bukan ? Jelas bikin heboh !

Perubahan lain, setiap pagi diadakan doa bersama menurut kepercayaan masing-masing. Diadakan perayaan Natal dan Lebaran bersama, dsb. Keresahan dan ketegangan terasa mewarnai suasana kerja. Akhirnya Pak W menemui saya minta saran. Saya berikan saran, agar lakukan perubahan sikap dan gaya, dalam menyampaikan dan melaksanakan kebijakannya. Tidak bersifat pengumuman secara sepihak (top down), melainkan memberi kesempatan anak buah menyampaikan pendapat (bottom up), meski akhirnya kebijakannya yang diberlakukan. Dilakukan management by walking sekaligus menyapa para karyawan. Perubahan yang dilakukan itu akhirnya menciptakan perubahan sikap para karyawan. Beberapa tahun kemudian, ketika Pak W ini dipromosikan di wilayah lain, para karyawan yang dulu tidak menyukainya berubah menjadi merasa kehilangan, dan melepas BM nya dengan air mata menghiasi wajah mereka. Yes ! Perubahan yang telah menciptakan perubahan…Tra la laaa… !

Kisah KetigaPerubahan Smart Emotion Radiotalk Anthony Dio Martin.

Bagi penggemar Anthony Dio Martin yang menjadi pendengar setia Smart FM Radiotalk, telah terjadi keterkejutan yang luar biasa, ketika diumumkan adanya perubahan jam/waktu siaran dari pagi hari menjadi malam hari. Sebagian kecil oke-oke saja… menerima dengan tenang, bahkan sebagian merasa senang diadakan perubahan. Yang senang, punya alasan punya waktu santai di malam hari, sehingga bisa mendengarkan lebih intensif. Sebaliknya sebagian besar yang kontra, merasa tak suka, tidak setuju dan berkeinginan agar tidak diubah, adalah mereka yang merasa sudah nyaman di pagi hari, yang sudah menikmati selama bertahun-tahun. Juga mereka yang merasa sudah lelah jika harus mendengarkan setelah pulang kerja. Sebagian merasa malam hari adalah waktu untuk keluarga sambil makan malam atau nonton TV.

Saya sendiri termasuk yang tidak setuju, yang mengkhawatirkan, bahwa malam hari akan banyak yang tidak bisa mendengarkan. Narasumber akan banyak kehilangan penggemarnya yang luar biasa banyaknya. Beberapa teman saya malah bercerita, bahwa mereka saking jengkelnya telah menulis SMS/WA ke manajer program Smart FM, menyatakan perasaan tidak senangnya atas perubahan dilakukan. Bagaimana dengan si Narasumber sendiri ? Wow…. Ternyata Anthony tenang-tenang saja, berpikir positif, bahwa di malam hari pasti akan muncul pendengar-pendengar baru yang justru selama ini tidak sempat mendengarkan di pagi hari. Hebat…benar–benar sang maestro EQ !

Begitulah ada beragam respon. Dan apa yang kemudian terjadi ? Saya yang mengikutinya dengan perasaan tegang, akhirnya merasa heran juga. Eh, ternyata banyak sekali yang merespon ya, baik yang berkirim sms maupun mengajukan pertanyaan secara langsung…Surprise…!
Nah, Pembaca….. dari beberapa contoh kisah tersebut, kita bisa menarik kesimpulan, bahwa perubahan telah menimbulkan beragam dampak dan sikap baik yang positif maupun negatif..

  • APA SESUNGGUHNYA PERUBAHAN ITU ?

Bagaimana menyikapinya ?

Menurut Rhenald Kasali, Ph.D., Change atau Perubahan adalah sebuah drama kehidupan yang memberikan banyak ketakutan, sekaligus harapan. Dikatakan pula oleh Sir Walter Scott, hope is brightes when it drawn from fears. Ya, jika ketakutan dapat dikendalikan, maka timbulah enerji yang membangkitkan kehidupan. Dengan kata lain, pengharapan akan bersinar, jika ketakutan dapat dikalahkan. Jika kita amati, maka perubahan itu selalu terjadi sejak bayi lahir, menjadi dewasa dan akhirnya menuju kematian. Perubahan fisik maupun psikis. Berbagai sikap dari ketakutan, kemarahan, keputus-asaan, kepasrahan, keberanian, pengharapan dan kegembiraan termasuk kepuasan, kesuksesan dan kebahagiaan. Dikatakan pula oleh Rhenald, bahwa perubahan adalah tanda kehidupan. Jika sudah mati, tak akan ada perubahan. Yup ! Saya jadi ingat semboyan Panta Rhei….. semua mengalami perubahan.

Siapa yang harus mulai melakukan perubahan ? Jawabnya : KITA sendiri. Kitalah yang harus memulai perubahan jika kita berharap ada kesuksesan. Lakukan perubahan : dari hal paling kecil, mulailah dari diri sendiri dan sekarang juga ! Itulah cara jika kita ingin meraih kesuksesan.

Dengan demikian, kita perlu memiliki kesadaran, bahwa dalam kehidupan kita ini pasti dan selalu terjadi perubahan. Pada dan dalam diri kita, kehidupan kita, lingkungan kita, sampai pada dunia kerja, dunia usaha dan pemerintahan. Semuanya pasti terjadi perubahan dengan segala dinamikanya.

Beberapa Karakteristik Tentang Perubahan

Perubahan itu fakta dan realita yang selalu ada setiap saat dalam kehidupan.
Perubahan itu harus dihadapi, bukan dihindari.
Perubahan bisa membawa kita pada kebaikan, pengharapan dan kesuksesan, tetapi jika tak mampu/tak bijak, juga membawa pada kegagalan dan kehancuran.
Perubahan menimbulkan 2 kemungkinan, yang berani dan mampu menghadapinya, serta ada yang takut atau menolak perubahan.
Perubahan selalu menimbulkan tanda tanya : Apakah menguntungkan atau sebaliknya.
Perubahan biasanya menimbulkan keraguan, ketakutan dan kepanikan.
Perubahan membutuhkan kejelasan atas manfaat, dampak positif atau negatif yang ditimbulkan.
Hanya Pemimpin yang memiliki personality, behaviour dan the sense of power yang mampu menghadapi perubahan (Rhenald Kasali).

Menurut saya, untuk bisa menerima dan melakukan perubahan dengan kesadaran dan hati terbuka, dibutuhkan wawasan luas, mampu mengerti dan bisa menerima tujuan ,manfaat dan dampaknya. Perlu bisa memahami dan berpikir positif. Ya, untuk menyikapi perubahan diperlukan EQ atau cerdas emosi ! Itulah seninya… THE ART OF CHANGE….


Magdalena Sukartono. Praktisi, konsultan SDM, Trainer, Kolumnis Tetap Rubrik Ketenagakerjaan Harian Kedaulatan Rakyat, Yogyakarta. Pengelola Lembaga Pengembangan SDM Abisatya Paramitra. Lahir di Mayong, Jepara 5 Oktober 1938 dan telah memberikan lebih dari 3.000 x pelatihan di berbagai wilayah di Indonesia.


 MEMINJAM PIKIRAN ORANG

Produk terbaru

Cek resi

Pengiriman