PERUSAHAAN DI ASIA PASIFIK LEBIH UNGGUL DALAM PENERAPAN TRANSFORMASI DIGITAL
Ilustrasi transformasi digital. [Kredit: progressivegrocer.com]
Perusahaan di kawasan Asia Pasifik lebih unggul dibandingkan perusahaan di kawasan-kawasan lainnya di dunia dalam penerapan strategi digital yang menyeluruh di semua bagian perusahaan.
Strategi transformasi digital di seluruh bagian organisasi telah diimplementasikan oleh 35 persen perusahaan di Asia Pasifik atau lebih tinggi dibandingkan persentasi global, yaitu sebanyak 21 persen perusahaan di dunia.
Inisiatif digital merupakan yang paling mungkin untuk dinilai sebagai “prioritas strategis tertinggi” di kawasan Asia Pasifik, sebesar 47 persen.
Sebagai hasilnya, perusahaan di kawasan ini merupakan yang kedua paling mungkin menilai inisiatif digital mereka selama 3 tahun ini sebagai “sangat efektif.” Padahal, rata-rata kepuasan perusahaan global terhadap strategi digital mereka hanya 25 persen.
Data-data tersebut adalah sebagian isi laporan “Digitalisasi TI” yang disusun oleh SAP dan The Economist Intelligence Unit (EIU). Laporan itu didasarkan pada hasil survei terhadap 812 eksekutif senior di perusahaan multinasional. Hampir setengah dari mereka yang disurvei (49 persen) adalah eksekutif TI dan sisanya berasal dari berbagai departemen, termasuk penjualan, pemasaran, SDM, dan keuangan.
“Transformasi digital adalah hal penting yang baru; tidak lagi hanya merupakan sumber diferensiasi kompetitif, tapi juga kewajiban bagi setiap perusahaan, di setiap industri dan di setiap geografi,” kata Thomas Saueressig (CIO, SAP).
Peran CIO dalam kepemimpinan transformasi digital dianggap paling penting oleh perusahaan di Amerika Serikat dan Tiongkok, sedangkan sebagian perusahaan Eropa menyatakan bahwa kepemilikan utama inisiatif digital berada di tangan chief digital officer atau sekelasnya.
Data menarik lainnya adalah harapan-harapan terhadap departemen TI dalam menjalankan transformasi digital. Pendapat terpopuler yaitu “meningkatkan kolaborasi antara TI dan departemen lainnya”, paling banyak disampaikan oleh responden di Eropa, Tiongkok, dan Asia Pasifik. Sedangkan di Amerika Serikat, responden berharap departemen TI bisa “mengembangkan dan melaksanakan strategi transformasi digital”.
“Para CIO yang berwawasan masa depan memahami bahwa mereka perlu mengubah peran mereka dari penyedia layanan menjadi ‘pemimpin inovasi’. Ini lebih mudah diucapkan daripada dilakukan, tetapi ada korelasi positif antara keterlibatan TI sejak awal dan tingkat keberhasilan yang bermakna dari inisiatif transformasi digital. Karenanya, langkah pertama adalah yang paling penting,” papar Saueressig.
