( pcs)
GambarBarangjmlBeratTotal
keranjang belanja anda kosong
00,00Rp 0

ORACLE MODERN BUSINESS SUMMIT 2016: MENJALANKAN BISNIS DENGAN TEKNOLOGI TERKINI

Senin, Oktober 19th 2015.
Oracle Modern Business Summit 2016 Menjalankan Bisnis dengan Teknologi Terkini

(http://www.boxfusionconsulting.com)

Oracle menggelar Oracle Modern Business Summit di Singapura kemarin (23/3). Di acara yang berlangsung satu hari penuh di Marina Bay Sands Convention Centre itu, Oracle memperlihatkan bagaimana perusahaan dapat menjalankan business operation dengan cara-cara yang lebih modern, memanfaatkan tren teknologi terkini, seperti cloud dan big data.

Oracle terhitung bukan pemain baru di cloud. Inisiatif cloud perusahaan yang berbasis di Silicon Valley itu telah dimulai sejak sembilan tahun lalu. Dan bukan hanya ingin membantu organisasi melakukan perubahan, Oracle sendiri juga mengubah model bisnisnya. “Kami mengubah model app delivery dari model on premise mejadi model yang berbasis cloud,” kata Steve Miranda (Executive VP, Applications Product Development, Oracle Corp).

Salah satu langkah penting Oracle dalam menuju era cloud adalah dengan menulis-ulang semua software-nya dari awal agar bisa dioperasikan dengan model Software as a Service. Dari kaca mata pengembang software, menurut Steve Miranda, ada beberapa keuntungan yang diperoleh. “Kini, kami dapat meng-upgrade software untuk empat ribu pelanggan cloud secara simultan karena semua pelanggan menggunakan software dengan versi yang sama, “ ujarnya mencontohkan.

Dengan cloud, pelanggan secara teknis tidak dapat melakukan customization sehingga lebih mudah bagi developer seperti Oracle untuk terus mengembangkan dan meningkatkan kemampuan software. “Tapi kami menyadari bahwa pelanggan kami datang dari aneka sektor industri, sehingga mereka perlu menyesuaikan software dengan kebutuhannya. Itu dapat dilakukan pelanggan di layer personalisasi,” kata Steve.

Untuk mudahnya, bayangkan seperti menggunakan Facebook. Pengguna jejaring sosial itu tidak dapat mengubah kode software tapi mereka bisa melakukan personalisasi. Ini salah satu cara agar siklus pengembangan software dapat diakselerasi. Menurut Steve, development cycle dapat dipangkas dari sekitar dua sampai empat tahun menjadi hanya enam bulan.

Dengan model SaaS, Oracle dapat melakukan monitoring secara presisi tentang bagaimana pelanggan menggunakan software tersebut agar kemampuan software dapat terus ditingkatkan sesuai kebutuhan pelanggan. “Jangan khawatir, Oracle tidak bisa melihat data atau transaksi pelanggan, tetapi kami dapat memantau, misalnya setiap klik yang dilakukan pelanggan,” ujar Steve Miranda. Dengan memonitor setiap klik, Oracle dapat mengukur dan secara berkala meningkatkan kecepatan respons software mulai dari saat pelanggan mengeklik sampai saat data disajikan.

Pengembangan software yang lebih cepat dan lebih baik oleh Oracle melalui cloud diyakini Steve Miranda juga akan mendorong pelanggan berpindah ke awan. “Pertanyaannya bukan lagi ‘seandainya’ tetapi ‘kapan’ kapan pelanggan beralih sepenuhnya ke cloud,” tegasnya.

Lima Komponen Software Cloud Modern

Oracle tentu tidak sendirian di kancah cloud. Namun apa yang membedakannya dengan tawaran cloud lainnya? Oracle mengklaim aplikasi dan software cloud yang ditawarkannya berkategori aplikasi berbasis cloud yang modern. Oracle berani mengklaim sebagai software modern karena ada lima komponen yang disesuaikan tren terkini dan dibenamkan di dalamnya: complete (lengkap), data-driven, personalized (terpersonalisasi), connected (terkoneksi), dan tentunya, secured (aman),” tandas Steve Miranda.

Complete karena layanan SaaS Oracle menjadi satu cloud yang dapat melayani seluruh kebutuhan organisasi bisnis. “Kami membangun ulang keseluruhan suite of applications yakni Customer Experience atau CX, Human Resources, Financial & Accounting dalam ERP, dan Supply Chain Manufacturing,” jelas Steve.

Semua software tersebut juga dikembangkan untuk menunjang sistem berbasis data-driven, karena data tidak hanya datang dari lingkungan internal organisasi, tetapi juga dari sumber eksternal, berupa unstructured data.

Oracle, menurut Steve Miranda, memahami bahwa pelanggan menggunakan software dalam satu silo. Tidak sedikit aplikasi pihak ketiga yang dikoneksikan dengan sistem Oracle. Akibatnya ketika pelanggan ingin memindahkan operasi bisnisnya ke cloud, mereka harus melakukannya satu per satu. Oleh karena itu, SaaS Oracle dikembangkan dengan prinsip kemudahan terkoneksi dengan sesama aplikasi Oracle, aplikasi pihak ketiga, maupun terkoneksi antara cloud dan on-premise apps.

Seperti dijelaskan sebelumnya, secara teknis pelanggan tidak mungkin melakukan customization karena konsekuensinya adalah mereka tidak akan bisa meng-upgrade software. Namun personalisasi masih bisa dilakukan. ”Pelanggan bisa menambah data field baru, business logic, atau mengkonfigurasi workflow. Bahkan mereka bisa menggunakan layanan PaaS Oracle untuk membangun aplikasi baru yang bisa terkoneksi ke aplikasi kami. Tapi semua itu akan terjadi di personalization layer,” ujar Steve Miranda panjang lebar.

Keamanan informasi bukanlah satu isu yang bisa selesai dalam satu tahap karena ancaman juga terus berkembang. “Oleh karena itu, menjaga keamanan data adalah on going investment yang tidak sedikit bagi organisasi,” cetus Steve. Menurutnya lagi, keamanan adalah sesuatu yang fundamental bagi keseluruhan bisnis Oracle, termasuk keamanan layanan cloud.

“Kami mengamankan data center, software, dan infrastruktur cloud. Kami juga melakukan enkripsi data di semua level. Dan yang terpenting, kunci dari data terenkripsi itu ada di tangan pelanggan,” imbuh Steve Miranda.

Dan yang terpenting juga adalah cara kerja software cloud ini juga telah disesuaikan dengan tren, teknologi maupun gaya hidup konsumen. Steve Miranda mencontohkan bagaimana segmentasi pasar bergeser dari coarse grained menjadi fine grained segmentation. Ini memungkinkan pengiklan mempromosikan produk dan layanannya secara lebih tepat sasaran.

Produk terbaru

Cek resi

Pengiriman