KRISIS KEUANGAN, BOS LEECO RELA POTONG GAJI DAN PERLAMBAT EKSPANSI BISNIS
Pabrikan smartphone asal Tiongkok, LeEco, diyakini sedang mengalami krisis keuangan. Hal ini bahkan mengakibatkan sang CEO rela memotong gajinya hingga 1 yuan (sekitar Rp2.000) saja.
Kondisi sulit ini dicerminkan melalui surat yang dikirim Jia Yueting (Co-Founder dan CEO, LeEco) kepada para karyawan dan pemegang saham perusahaan.
“Tidak ada perusahaan yang pernah mengalami keadaan ini, berada di dalam air dan api pada waktu bersamaan,” ujar Jia memberi analogi, seperti dikutip dari Bloomberg News.
“Kita bergerak maju dengan membabi-buta sehingga kebutuhan dana kita melambung tinggi. Kita terlalu berlebihan dalam strategi global. Pada saat yang sama, sumber daya manusia dan modal kita sebetulnya terbatas,” Jia melanjutkan.
Jia seakan ingin menggambarkan bahwa dirinya terlalu ambisius dalam membangun dan mengembangkan bisnis LeEco. Sebagai seorang miliuner di Tiongkok, Jia membawahkan banyak perusahaan di bawah bendera LeEco, seperti smartphone, televisi, otomotif, dan media olahraga.
Selama beberapa bulan terakhir, LeEco sangat agresif menggarap proyek mobil listrik dan mengakuisisi produsen TV Vizio asal Amerika Serikat. Jia sendiri bahkan pernah menyatakan niatnya untuk menyaingi Elon Musk, biliuner pemilik Tesla Motors dan SpaceX.
“Kita mulai melihat tanda-tanda penyakit yang biasa menjangkiti perusahaan besar, seperti kinerja karyawan yang menurun dan organisasi yang tidak efisien,” kata Jia dalam suratnya.
Kemudian, Jia menyoroti upaya perusahaan untuk mengurangi beban LeEco di masa depan. Contohnya dengan melakukan program efisiensi biaya, mengurangi subsidi untuk konsumen, dan fokus pada bisnis yang sudah berjalan dibandingkan bisnis baru. Ia pun berjanji memotong gajinya menjadi 1 yuan saja per tahun.
“LeEco mengembangkan diri terlalu cepat. Mereka punya ambisi untuk menciptakan ekosistem yang terdiri dari beragam perangkat, mulai ponsel, televisi, set-top box, sampai kendaraan. Tapi, ambisi itu terlalu besar bagi mereka untuk dijalankan saat ini,” Sandy Shen (Research Director, Gartner) berkomentar.