KEMKOMINFO AKAN REKRUT TENTARA SIBER INDONESIA, SIAPA BERMINAT?
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) berencana menjaring 10.000 kandidat tentara siber melalui roadshow di sepuluh (10) kota. Sepuluh kota tersebut meliputi Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Malang, Bali, Makassar, Manado, Samarinda, Medan, dan Palembang.
Dari 10.000 kandidat, kemudian disaring menjadi 1.000 kandidat yang akan mendapat sertifikat. Sementara peringkat 100 terbaik akan diikutkan dalam Digital Camp (Digicamp) untuk dididik secara khusus dan diberikan akses ke industri di bidang keamanan siber serta industri yang bekerjasama dalam program Born To Control.
Rudiantara (Menteri Komunikasi dan Informatika RI) mengatakan tujuan kehadiran program Born To Control akan mengamankan Indonesia dari serangan siber dari luar negeri. Program itu bertujuan menghimpun generasi muda yang memiliki passion terhadap keamanan siber yang kemudian bisa dididik dengan baik sehingga bisa terjun langsung membantu industri strategis nasional dalam menjaga keamanan informasi di Indonesia.
“Serangan siber sudah sangat luar biasa. Pada 2015 saja tercatat 28 juta serangan, kebanyakan malware. Makanya, kami harus mampu mencegah secara teknis,” kata Rudiantara saat peluncuran program Born To Control di Jakarta.
Sayangnya, Indonesia masih kekurangan sumber daya manusia yang andal untuk menangkal semua itu, terutama untuk kalangan industri.
“Program Born to Control juga sejalan dengan pasal 40 UU ITE terkait amanat soal literasi dan pembatasan akses. Kami bukan cari buzzer. Ini tidak untuk mengontrol dunia maya. Teman-teman yang berkecimpung di keamanan siber ingin menurunkan ilmunya, ini kita wadahi sama-sama,” tegas Rudiantara seperti dikutip dari laman resmi Kemkominfo.
Pendidikan Siber
Noor Iza (Plt. Biro Humas, Kementerian Kominfo) mengatakan roadshow bertujuan mengajak masyarakat luas, khususnya generasi muda berumur 17 tahun ke atas yang berpendidikan menengah atas hingga perguruan tinggi, untuk mengikuti ajang tersebut.
“Nantinya, para kandidat tersebut akan dijadikan tentara siber sebagai pertahanan Indonesia di dunia maya dan pemerintah tidak lagi mengimpor atau mendatangkan tenaga ahli luar dalam penanganan masalah keamanan siber di negeri ini,” pungkas Noor.
Adapun tahapan pencarian bakat itu adalah registrasi online dan Security Test (Hacking Contest & IT Quiz), seminar awareness di 10 kota di Indonesia, kemudian seleksi semifinal secara online, dan terakhir final Digicamp dan Industrial Base.
Eva Noor (Chairman, Program Born to Control) mengatakan pendidikan moral akan menjadi bagian kurikulum yang akan diberikan pada calon tentara siber yang akan direkrut pihaknya.
“Sepinter apa pun kalau mindset-nya negatif ya tidak bagus. Jadi integritasnya coba kita ajarkan. Kalau biasanya peretas sifatnya individual sekali, di sini kami ingin mengajak untuk mikirin bangsa juga,” ucap Eva.
Untuk diketahui program Born to Control merupakan program yang didukung oleh Kominfo dan diinisiasi oleh Xynexis International, Asosiasi Perguruan Tinggi Ilmu Komputer (APTIKOM), dan Noosc Academy.
“Menurut data APTIKOM lulusan TI di Indonesia mencapai 400 ribu orang. Namun yang berkecimpung di keamanan siber masih cukup sedikit. Padahal kebutuhan industri cukup besar,” tutur Eva.
