JUSTIN BIEBER,..KISAH SUKSES, KESOMBONGAN DAN KEBENCIAN ORANG KEPADANYA !

Kali ini mari kita bicara soal Justin Bieber.

Don’t get me wrong. Saya bukan penggemarnya, juga bukan orang yang membencinya. Sikap saya netral saja saat membaca berita tentang Jsutin Bieber. Sebelumnya, saya cerita dulu. Saya bukanlah orang yang suka membaca atau menonton berita gossip selebriti. Apa alasannya? Sekedar menghidupi apa yang pernah dikatakan oleh Stephen Covey dalam bukunya Seven Habits on Highly Effective People. Intinya, kita punya lingkar kepedulian dan lingkaran pengaruh. Nah, apa yang kita peduli (circle of concern) tidak selalu dalam ingjar pengaruh kita.

Terus, apa hubungannya?

Begini. Seperti kisah para selebriti, buatku itu bisa menjadi kepedulian yang tidak efektif. Kalau si A menikah dengan si artis B. Lalu si aktor C bercerai. Si artis D punya bayi. Artis E sedang pacaran dengan artis F. Apa hubungannya dengan kehidupan saya? Apa manfaatnya buat saya? Nggak ada.

Toh saya pun tidak bisa mempengaruhi kehidupan mereka.

Toh apa yang terjadi pada mereka, tidak akan mempengaruhi kehidupanku juga. Karena itulah, belajar dari Stephen Covey, saya pun belajar untuk tidak terlalu peduli dengan kisah-kisah selebritis.

Hanya saja, tidak selamanya saya bersikap begitu sih.

Terkadang saya malah belajar dari staff yang omongin tentang mereka. Bahkan saya ketinggalan berita soal para selebiriti ini. Jadi mau tidak mau, akhirnya saya terpaksa “harus mau tahu” karena sebagai pembicara, saya nggak boleh “out of topic” (OOT) ataupun ketinggalan berita. Jadi, saya saya tahu dan mendengar hanya sebatas supaya tatkala orang lain bicara soal itu…saya nggak jadi kambing congek yang ketinggalan berita. Ataupun, tatkala ditanya oleh peserta, minimal saya masih tahu.

Termasuk soal kondisi Justin Bieber…

Ada apa dengan Justin Bieber?

Nggak ada apa-apa. Saya membahasnya karena mendapatkan kiriman berita tentang daftar para artis yang membencinya. Itulah yang membuat saya merenung dan menuliskan ini.

Sebagai seoarang motivator, inspiratir dan penulis, meskipun saya katakan saya tidak suka dengan gossip selebriti, tapi ada satu hal yang saya sebenarnya kagumi dari para actor dan artis itu. Usaha mereka, perjuangan mereka. Tidak gampang untuk menjadi artis dan aktor. Rata-rata dari merekea..memiliki mental baja.

Begitu pula dengan Justin Bieber.
Saya pernah menonton kisah perjuangan Justin Bieber.

Saat itu istri saya pernah mengagumi lagunya “Baby” dan membeli DVD tentang kisah perjuangannya. Saya pun jadi ikut menonton. Diceritakan bagaimana Justin Bieber pernah menaynyi di jalan. Lalu, ia mengirimkan filmnya ke Youtube. Ada yang melihat bakatnya, lantas dirinya menjadi sukses. Banyak lika-liku kesuksesannya.

Nah, inilah yang menjadi perhatian saya.
Pembelajaran dari kisah Justin Bieber sekarang ini.
Saat ini, ada begitu banyak orang yang membencinya.

Bahkan, ada sebuah joke di Amerika. Katanya begini, “Kalau anak saya nakal, saya nggak perlu pukul anak saya. Kasih aja kaos bergambar Justin Bieber, maka ia akan dipukuli di sekolahnya”.

Saya nggak tahu apakah orang memang begitu tidak sukanya dengan Justin Bieber?

Tapi belakangan, sikapnya memang jadi tidak menyenangkan.

Berbagai laporan buruk tentangnya muncul. Sikapnya yang arogan. Candu belum lagi berbagai tingkah polanya yang aneh. Itulah yang ternyata memicu banyak artis termasuk Bon Jovi, benci kepdanya. Makalah ini membawa saya kepada satu poin penting,

Bukan Sukses, Tapi Sikap Setelahnya

Banyak orang yang kita saksikan melangkah ke panggung kesuksesannya dngan susah payah. Tatkala itu, kita begitu bersimpati kepadanya. Orangnya juga sangat sincere (sangat tulus), juga masih rendah hati. Bahkan masih polos.

Tapi setelah sukses, perangai dan sikapnya jadi berubah.
Ada nada keangkuhan juga dan ketidak tulusan.
Entah disadari atau tidak, ini menjadi sumber mala petaka.

Karena sudah terlanjur sukses, pengikuti dan fansnya masih akan tetap akan ada. Tetapi, orang tidak lagi tertarik kepadanya. Betapa hal ini seringkali jadi sumber malapetaka dan kejatuhan seseorang.

Doa Setelah Sukses

Karena itulah, saya sering mengatakannya, “Sikap kita untuk mencapai sukses dan sikap kita setelah mencapai sukses adalah sama pentingnya”. Banyak orang yang karakternya terjaga dengan baik, tatkala ia masih dalam proses menjadi sukses. Ia masih rendah hati, ia masih menyenangkan. Tapi, ujian karakter sesugguhnya biasanya adalah setelah kemanangan dan kesuksesan diraih. Justru sikap inilah yang sebenarnya akan sangat menentukan, apakah suksesnya akan menjadi legenda yang panjang, ataukah cuma sekedar sebuah trend saja.

Kasihan sebenarnya kalau Justin Bieber kahirnya cuma hanya akan menjadi sekedar trend saja, hanya karena sikapnya. How about you?

Anthony Dio Martin, “Best EQ trainer Indonesia”, direktur HR Excellency, pembicara, ahli psikologi, penulis buku-buku best seller, host program motivasional di salah satu radio terkemuka di Indonesia, host beberapa acara di TV Excellent dan TV Mutiara, kolomnis di berbagai harian dan majalah. Website: www.anthonydiomartin.com dan twitter: @anthony_dmartin