INI 2 KATA KUNCI KEPEMIMPINAN VERSI CEO GE INDONESIA
“Kamu punya kompetensi saja tidak cukup untuk membuatmu menjadi seorang leader.” Ungkapkan singkat tapi tegas ini keluar dari seorang Handry Satriago, CEO GE Indonesia dalam sebuah sesi sharing Akademi Berbagi yang bertepatan dengan acara GE Garage di Artpreneur Lotte Avenue, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Handry menginsyaratkan, seringkali orang mengasumsikan bahwa orang yang memiliki achievement, prestasi dan keahlian tertentu, berbakat menjadi seorang pemimpin. Hal itu memang tidak sepenuhnya salah, bahwa kompetensi yang dimiliki oleh seorang pemimpin cukup membantu mereka dalam mengambil keputusan. Namun, menjadi pemimpin tidak sesederhana itu. Handry menyebut ada dua hal yang wajib dimiliki oleh seorang pemimpin, yakni kemampuan untuk mempengaruhi orang lain dan juga mengembangkan orang lain (develop others).
Belajar dari kepemimpinan Handry, sosok CEO GE tersebut mempunyai satu passion yakni “sharing” atau berbagi dengan orang lain. Ia memaparkan bahwa hobi sharing-nya ini terlatih karena didikan orang tuanya yang selalu memintanya menceritakan kembali buku-buku yang dibacanya. Sejak kecil, Handry juga dibebaskan untuk bergaul dengan siapa saja sehingga proses berbagi tersebut tidak terbatas pada status sosial atau perbedaan apapun. Dari kebiasaannya berbagi dan bersosialisasi itulah, proses develop others dimulai.
Bagi Handry, menjadi seorang pemimpin juga berarti harus punya empati. “You cannot lead if you don’t have empathy,” ungkapnya. Empati ini yang membuat orang tidak hanya memikirkan diri sendiri, tetapi juga memikirkan orang lain. Dengan begitu, seorang pemimpin bisa membantu orang lain berkembang.
“When helping others grow, I am growing too, so we grow together,” tambah Handry. Memimpin sebuah tim, tidak akan berjalan baik apabila kita tidak punya kekuatan untuk mempengaruhi (influencing) orang lain. Dalam hal ini Handry menyarankan agar kita menjadi layaknya “diamond”, memiliki kualitas yang baik (kompetensi) dan bisa bersinar sehingga terlihat oleh orang lain. Caranya tentu saja bermacam-macam, misalnya dengan mempraktekan ide-ide yang dimiliki.
Di atas semuanya, jika Anda ingin bisa memimpin orang lain, berikan kepercayaan penuh kepada yang dipimpin untuk menjalankan tugasnya. “Leader is not leader when every process is one man show,” tandas Handry. (*)