FILOSOFI SUKSES JEPANG & KECERDASAN EMOSIONAL
Negeri Jepang selalu membuat kita kagum. Bukan hanya budayanya saja, prestasi negerinya juga hebat dan juga semangat dan filosofi hidupnya pun dahsyat. Sebagai contoh, banyak foto dan tayangan yang menceritakan dahsyatnya Tsunami di Jepang tahun 2011 lalu. Padahal saat itu Jepang menghadapi 3 bencana sekaligus, yakni gempa bumi, tsunami dan ancaman radiasi nuklir. Tapi disitulah Jepang tampil dan memukau dunia.
Hanya dalam sekejap setelah kehancuran yang luar biasa, Jepang bisa segera membangun kotanya sehingga akibat dari bencana-bencana itu serasa nyaris tak berbekas. Spirit masyarakatnya yang hebat juga berdampak pada pertumbuhan bisnis Jepang. Sebut saja perusahaan seperti Mitshubishi, Sony, Toyota, dll yang terus mendunia sampai sekarang. Kesuksesan ini tentu saja tak lepas dari filosofi hidup dan filosofi kerja orang Jepang itu sendiri.
Nah, dalam radiotalk kali ini, secara spesial kita akan mendengarkan secara langsung dari dua expert di bidangnya yang akan berbicara mengenai filosofi hidup dan kerjanya orang Jepang serta keterkaitannya dengan Kecerdasan Emosional (EQ). Narasumber expert yang menjadi bintang tamu kali ini adalah:
Mariko Asmara Yoshihara, Managing Director JAC Recruitment Indonesia.
Pertanyaan-pertanyaan yang bisa menjadi inspirasi untuk dibahas:
- Ceritain sedikit dong soal latar belakang aktivitas dan pekerjaan sekarang. Apa aktivitasnya sekarang di JAC-Recruitment? Apa misinya JAC Recruitment?
Saya di JAC Recruitment sudah berjalan 13 tahun, kami sudah berada di 10 Negara, kami mencoba menjadi the most reliable recruitment agency di Indonesia, bukan terbesar dan terkaya tetapi “The Most Reliable”, semoga kita bisa melakukan ini dalam 5 tahun mendatang.
- Kan banyak membantu perusahaan Jepang. Apa sih komentar-komentar perusahaan Jepang soal tenaga kerja di Indonesia? Apa yang positif? Apa yang negatif?
Positifnya: orang Indonesia sangat Positif, senang tersenyum, ramah tamah, meskipun susahpun masih bantu orang lain.
Negatifnya: banyak orang-orang Indonesia, di luar dari pekerjaannya banyak melakukan pekerjaan sambilan, mereka tidak 100% konsentrasi dipekerjaannya saat ini. Lalu yang sering terjadi adalah suka pindah-pindah kerja, dan itu menjadi trend sekali di sini. Kadang, tidak hanya pindah pekerjaan, tetapi pindah Profesi. Makanya, di Jepang banyak sekali kita bisa melihat pakar-pakar dalam bidangnya karena mereka bisa 10-15 tahun di bidang yang sama.
- Sedikit personal. Sebagai orang yang dibesarkan dengan campuran Jepang dan Indonesia, boleh cerita soal latar belakang kehidupan keluarga?
Latar belakang keluarga kami UNIK. Walaupun Ibu saya sudah 40 tahun tinggal di Indonesia, tetapi sayangnya beliau belum bisa berbahasa Indonesia. Sehingga kami sekeluarga mencoba untuk menciptakan rumah kami bernuansa Jepang.
- Apakah nilai-nilai dan filosofi dari Jepang yang terasa sangat mempengaruhi hidup Ibu Mariko?
Saya banyak belajar dari Ibu saya. Saat ini banyak sikap-sikap dalam diri saya yang diambil dari Ibu saya. Dia sangat disiplin, meskipun dia Ibu Rumah Tangga tetapi dia memiliki jam-jam sendiri untuk bangun pagi, membuat sarapan untuk keluarga, dan tidak pernah off sekalipun walaupun Ibu saya sedang sakit. Lalu kedua yang saya pelajari adalah soal kebersihan. Kebersihan adalah pangkal dari segala-galanya, karena itu bisa mencerminkan Body, Mind and Soul kita.
- Secara umum, filosofi hidupnya orang Jepang yang positif yang bagus yang bisa jadi teladan, menurut Ibu Mariko itu apa saja?
Masih saya ambil dari ibu saya, beliau bukan orang yang religious dengan sembahyang sehari berapa kali, tetapi bagi saya beliau adalah irang yang sangat religious, karena Ibu saya jujur, tidak pernah korupsi dan tidak pernah memakai barang orang lain dengan tidak benar. Salah satu filosofi Jepang yaitu Meiwaku kakenai yang artinya “Jangan Merepotkan atau Menyusahkan Orang Lain”, jadi meskipun di Jepang terkena Tsunami, bencana dsb, tetapi mereka tidak pernah terjadi huru hara/kekacauan, karena sudah tertanam di pikiran mereka bahwa apa yang mereka lakukan tidak boleh menyusahkan orang lain.
Pelajaran yang lainnya adalah ketika berada di toilet, ketika setelah memakai toilet apakah kamu sudah memikirkan untuk orang lain setelah kamu? Misalnya: ketika kamu tahu tissue toilet sudah mau habis, kamu bisa membantu ganti dengan yang baru.
- Banyak orang Indonesia yang shock saat pertama kali kerja di perusahaan Jepang, misalkan tepat waktu. Nah, bagi orang yang pertama kali kerja biasanya sifat dan kebudayaan apa yang penting diajarkan kepada mereka?
Yang paling sering terjadi adalah tepat waktu, tetapi saya tidak bisa menyalahkan orang Indonesia juga karena semua infrastruktur tidak mendukung, karena di Jepang sendiri Pemerintah memaksa masyarakatnya untuk disiplin dalam beberapa hal. Misalnya, setiap karyawan di Paksa untuk menabung, sehingga ketika karyawan tersebut ingin membeli rumah, tidak punya pekerjaan, mereka bisa mengambil uang tersebut. Awalnya terpaksa, tetapi tanpa terasa itu mendatangkan hal baik bagi masyarakat itu juga.
- Sedikit bicara soal Kecerdasan Emosional (EQ), bagaimana pada saat rekrutmen untuk perusahaan Jepang itu faktor EQ ini menjadi perhatian?
Saat ini ada lembaga EQ yang bernama SixSeconds dan Jepang adalah Negara yang bertumbuh sangat luar biasa. Salah satu sisi orang Jepang adalah terlalu focus pada teknis sehingga Relationship/Hubungan, Interaksi jadi terabaikan. Makanya, sekarang jadi merasa penting ditumbuhkan yang namanya Kecerdasan Emosional. Belakangan ini tim kami sering mengajar di Perusahaan-perusahaan berbasis Jepang. Sekarang ini mulai banyak difokuskan hal-hal yang bersifat teknis dan hal-hal yang bersifat soft skill.