FBI: KEJAHATAN RANSOMWARE MAKIN MENINGKAT
CISSReC – FBI mengungkap bahwa banyak warga Amerika Serikat yang terkena serangan ransomware, yaitu serangan malware yang mengenkripsi file pengguna sampai mereka membayar uang tebusan pada pelaku. Jumlah serangan ransomware ini semakin meningkat, dan kemungkinan besar akan terus tumbuh sepanjang tahun 2016, seperti dilansir dari inc.com.
Menurut data dari Internet Crime Complaint Center FBI, pada tahun 2015 ada 2.453 kasus ransomware yang dilaporkan, meningkat jika dibandingkan pada tahun 2014 dengan 1.838 kasus. Jumlah kerugian pun meningkat yang mana pada 2014 sebesar 23 juta dollar menjadi sekitar 24 juta dollar pada tahun 2015.
Kejahatan ransomware ini sangat menguntungkan para kriminal dan tidak berisiko besar jika dibanding kejahatan cyber lainnya. Ransomware memungkinkan penjahat untuk mencairkan uang tebusannya lebih cepat. Mereka tidak perlu menjual data yang berpotensi menjadi kompleks, berisiko, dan memakan waktu. Ransomware memanfaatkan pembayaran melalui sistem Bitcoin yang prosesnya cepat dan tidak berisiko.
Ransomware juga menjadi bisnis besar. Ada laporan bahwa penjahat telah bekerja sama dan berbagi uang tebusan setelah menjalankan aksinya. Mereka terdiri dari beberapa tim, mulai dari membuat malware, menyebarkannya, menerima pembayaran, dan pencucian uang.
Dan perlu diingat bahwa ransomware ini bukan permasalahan yang akan hilang dalam waktu dekat. Dalam waktu yang tidak lama bisa saja ransomware akan menargetkan sistem kesehatan, mobil pintar, serta aplikasi pintar lainnya.
Lindungi diri dari serangan ransomware dengan selalu membackup semua data yang dimiliki, dan memisahkannya dari komputer atau perangkat utama. Dengan cara itu, jika terkena oleh ransomware, maka data tidak akan hilang dan juga tidak perlu membayar uang tebusan. Backup melalui cloud juga tidak sepenuhnya aman apabila diakses melalui perangkat yang sudah terinfeksi oleh malware. Tentu saja untuk mencegah terinfeksi oleh ransomware harus memastikan untuk selalu patuhi aspek keamanan informasi, seperti tidak mengunduh perangkat lunak, musik, atau video dari situs-situs ilegal, tidak membuka lampiran email yang tidak diketahui pengirimnya, atau membuka link yang berpotensi tidak aman dalam email dan SMS.