DONDY BAPPEDYANTO: INGIN PENYEDIA CLOUD LOKAL UNGGUL DI NEGERI SENDIRI

Dondy Bappedyanto (General Manager, Infinys Systems Indonesia). [Foto: Abdul Aziz]

Jumat malam di pertengahan April 2015, sebuah e-mail meluncur ke inbox pengguna layanan CloudKilat.

Surat elektronik (surel) tersebut berasal dari Dondy Bappedyanto (General Manager, Infinys Systems Indonesia), berisi permintaan maaf atas down-nya sistem CloudKilat malam itu. Sambil menjelaskan kronologi kejadian, Dondy menyampaikan langkah apa saja yang akan dilakukan untuk mencegah hal serupa terjadi di kemudian hari.

Sebenarnya, kegagalan sistem tersebut hanya berlangsung sesaat dan belum melampaui batas SLA CloudKilat (99%). Namun Dondy merasa harus mengirim surel tersebut. “Karena down itu berlangsung di Jumat malam dan peak hour,” ungkapnya. Yang lebih penting, melalui surel itu, Dondy ingin menunjukkan kalau penyedia layanan cloud di Indonesia juga bisa transparan dan bertanggung jawab terhadap layanannya.

Masalah kepercayaan memang menjadi bagi penyedia layanan cloud lokal seperti CloudKilat. “Pengguna cloud Indonesia itu banyak, namun mereka menggunakan layanan luar negeri,” ungkap Dondy menyampaikan realita saat ini. “Mereka belum percaya layanan lokal, sehingga harus dibuktikan,” tambahnya. Karena itulah CloudKilat selalu ingin membuktikan layanan mereka sekelas layanan luar, termasuk dalam menangani permasalahan seperti Jumat malam itu.

Terbukti, transparansi seperti itu langsung diapresiasi. “Karakter pengguna Indonesia itu maklum terhadap masalah asalkan jangan ditutup-tutupi,” kata Dondy.

Terus Ekspansi

CloudKilat adalah solusi cloud dari Infinys System Indonesia yang ditujukan untuk startup dan UKM. Hal ini ditandai dengan harga virtual machine (VM) CloudKilat yang terbilang sangat terjangkau. Selain VM, CloudKilat juga menawarkan layanan hosting, storage, dan domain.

Dirilis sejak tahun 2013, CloudKilat kini menjadi layanan cloud yang populer di kalangan startup. Selain dipilih startup mapan yang sudah menjadi pelanggan setia sejak awal, CloudKilat kini juga banyak dipilih startup baru. “Kita sudah bisa menguasai mind share startup di Indonesia,” klaim Dondy sambil menambahkan jumlah customer CloudKilat yang kini mencapai 3.500 pengguna.

Ketika ditanya kunci suksesnya, menurut Dondy tidak melulu soal harga. “Selain dari sisi harga, kesuksesan CloudKilat juga karena kita memiliki support yang bagus” klaimnya. Layanan prima itu ditunjukkan dari durasi penyelesaian tiket (keluhan) yang tidak lebih dari 15 menit, serta penyelesaian masalah yang maksimal 1 jam. Seorang General Manager seperti Dondy bahkan terkadang terlibat dalam menjawab keluhan pengguna tersebut.

Dari pengalaman melayani pelanggan, Dondy melihat masalah yang dialami konsumen cloud di Indonesia terbilang mendasar. “Hampir 60% adalah pertanyaan seputar pengetahuan dasar mengelola web,” ungkap Dondy. Permasalahan yang sering terjadi menunjukkan pengelola situs di Indonesia tidak menguasai bagaimana membuat situs mereka aman, juga bagaimana membuat situs yang mudah berkembang sesuai kebutuhan (scaled)

“Visi CloudKilat adalah menyediakan solusi cloud untuk semua orang,” tukas Dondy Bappedyanto.

Dondy melihat, fenomena itu terjadi karena banyaknya tools yang kini memudahkan orang membuat sebuah situs. “Namun mereka [pengelola web-red) sering lupa bahwa pada tahap deployment dan sudah ditaruh di internet, ada beberapa hal lain yang harus mereka ketahui,” ujar Dondy.

Fakta inilah yang kemudian mendorong Infinys merilis layanan baru bernama KilatIron dalam waktu dekat. Dondy menjanjikan, layanan berformat platform-as-a-service ini akan memudahkan konsumen dalam mengelola situsnya.

”Pelanggan tidak perlu tahu lagi cara konfigurasi server dan semacamnya” tukas pria yang pernah bekerja di Freeport ini ini dengan antusias. “Mereka tinggal perlu coding dan upload, nanti sisanya, seperti replikasi dan scalability, biar kami yang urus,” lanjutnya.

Selain merilis layanan baru, CloudKilat juga terus berekspansi, termasuk membangun data center baru. “Tahun ini targetnya CloudKliat memiliki lima data center,” ungkap Dondy. Salah satu data center yang sedang digodok perencanaannya adalah di Makassar yang akan melayani Indonesia Timur. Industri startup di sana memang belum berjalan, namun ia melihat sebuah peluang besar. “Lima puluh persen penduduk Makassar adalah pengguna internet,” ujar Dondy mengungkapkan potensinya.

Memasuki area baru yang belum akrab dengan dunia cloud memang menjadi tantangan tersendiri. Namun Dondy mengaku tidak khawatir. “Visi CloudKilat adalah menyediakan layanan cloud ke semua orang,” tuturnya. Dengan menyebarkan layanan ke berbagai pelosok Indonesia, Dondy berharap semakin banyak perusahaan lokal yang memanfaatkan layanan cloud. Dengan menjadi pionir, ia juga berharap CloudKilat dapat menjadi patokan standar layanan cloud. “Agar semua penyedia layanan cloud di Indonesia standarnya seperti ini,” tegasnya.

Siap Bersaing

Ketika rencana ekspansi telah digelar, Dondy mengaku tantangan terbesar terletak pada sumber daya manusia. “Mencari talenta yang kami butuhkan itu sangat susah,” ia mengakui. Untuk mengatasi hal itu, Dondy mengambil strategi mengambil tenaga kerja lulusan SMK. “Karena lulusan SMK itu terbukti lebih tahan banting dibanding lulusan S1,” ungkapnya sambil tertawa.

Soal kemampuan, Dondy mengaku tidak menjadi masalah. “Mereka memiliki basic technical skills yang mirip seperti lulusan S1,” tambahnya. Cukup menempa mereka dengan pelatihan selama tiga bulan, para lulusan SMK ini pun sudah siap bekerja. Kini, Dondy mengaku memiliki 20 teknisi yang siap membantu pelanggan CloudKilat maupun Infinys Cloud.

Seiring membesarnya jumlah pelanggan, Dondy pun menekankan pentingnya membangun jiwa pelayanan ke semua pegawai Infinys. “Semua orang di Infinys, termasuk saya, tugasnya adalah melayani,” kata Dondy. Bahkan Infinys memiliki cara khusus untuk membangun mentalitas itu, yaitu menugaskan setiap karyawan baru menjadi tim support. Menurut Dondy, cara ini dilakukan agar setiap orang tahu bagaimana melayani pelanggan.

Dengan dasar itu, Dony pun yakin CloudKilat bisa menjadi pilihan pertama pengguna cloud di Indonesia, termasuk saat perusahaan cloud kelas dunia memutuskan hadir di Indonesia. “Saya memiliki visi perusahaan Indonesia menggunakan solusi yang juga milik orang Indonesia,” Dondy mengungkapkan mimpinya.

Tantangannya memang tidak ringan, karena perusahaan cloud luar memiliki keuntungan dari sisi volume sehingga bisa menawarkan harga lebih murah. Namun Dondy mengaku akan berjuang mewujudkan mimpinya itu. “Karena ekonomi di Indonesia bisa berkembang jika ada ekosistem,” sebut Dondy.

Ekosistem itu pun mulai terbangun, tercermin dari penggunaan beberapa supplier CloudKilat yang merupakan perusahaan Indonesia. Situs CloudKilat pun hanya tersedia dalam bahasa Indonesia. Karena itulah ketika ditanya apakah ia ingin ekspansi ke luar negeri, Dondy menampik. “Saya ingin CloudKilat terus berekspansi, tapi ke luar Jawa,” ujar Dondy dengan antusias.

Semoga saja, mimpi pria energik ini akan terwujud.

[Disclaimer: CloudKilat adalah penyedia layanan cloud yang mendukung situs InfoKomputer.com]