BUPATI WONOSOBO: DISABILITAS ITU ORANG YANG HEBAT
Setelah salah satu sesi berakhir pada acara konferensi nasional INFID, Abdul Kholiq Arif, Bupati Wonosobo sebagai salah seorang narasumber bergegas meninggalkan acara dan menghampiri Jonna Damanik, langsung berjabat tangan dan hal ini tidak disia-siakan Majalah Diffa untuk saling tukar informasi. Inilah salah satu figur pemimpin daerah yang memiliki pemahaman baik tentang penyandang disabilitas.
Dalam paparan pembangunan di daerahnya, Kholiq, sapaan akrabnya, memasukkan disabilitas di berbagai aspek termasuk menjadikan isu disabilitas sebagai parameter keberhasilan layanan masyarakat.
“Kalau penyandang disabilitas sudah merasakan nyaman dan puas terhadap layanan pemerintah, berarti masyarakat umum pun pasti merasakannya,” ujarnya tegas. Selama masa jabatannya sebagai Bupati Wonosobo, Kholiq berjuang untuk membuat tata ruang kota yang aksesibel terhadap penyandang disabilitas sebagai salah satu daya tarik dari kota Wonosobo itu sendiri. Berikut bincang-bincangnya dengan diffa.
Bagaimana perencanaan bapak tentang tata ruang kota?
Wonosobo adalah kota kecil yang memang dikelilingi oleh hutan, dan secara spesifik harus memperhatikan 13 kabupaten kota lainnya, karena disinilah cikal bakal sumber mata air yang mengaliri wilayah ini. Oleh sebab itu tata ruang kota Wonosobo juga harus memperhatikan ruang hijau terbuka sebesar 39%, untuk mendukung resapan air dan menjaga daerah hulu sungai.
Apa tujuan dari perencanaan tata ruang kota?
Saat ini pemerintah daerah Wonosobo sudah menfasilitasi taman taman kota sebesar 29% dari luar daerah. Masih diharapkan partisipasi masyarakat untuk kekurangan 10%nya. Taman kota kami buat untuk sarana sosialisasi masyarakat, tempat bermain anak anak, dan juga sebagai daya tarik kota untuk menarik wisatawan lokal.
Seberapa besar manfaat yang diberikan dari taman kota ini?
Cukup besar manfaatnya, taman ini digunakan untuk tempat arena bermain bagi anak anak, remaja, bahkan untuk rekreasi keluarga. Di taman ini pula manula berkumpul untuk olahraga dan bersilaturahmi. Tak hanya itu penyandang disabilitas juga dapat keluar ke ruang publik sekaligus berinteraksi dengan masyarakat non disabilitas. Dengan interakti tersebut kami berharap fungsi sosial dan kebutuhan sosial penyandang disabilitaspun bisa terpenuhi sekaligus mengedukasi masyarakat non disabilitas tentang keberadaan penyandang disabilitas.
Itulah salah satu bukti pemahaman yang baik dari Koliq sebagai pemimpin daerah yang mungkin masih terbilang belum banyak dimiliki oleh pemimpin daerah lain di seluruh wilayah Indonesia.
Sejak kapan program taman kota ini dicanangkan?
Sebenarnya sudah sejak lama program taman kota ini dilakukan, sebelumnya taman kota hanya dibuat untuk memperindah kota bukan untuk dijadikan sarana umum yang benar benar bisa dipakai semua masyarakat.Namun pada 3 tahun terakhir ini saya lebih serius untuk menjadikan taman kota ini sebagai ikon baru kota Wonosobo. Selain itu kami juga secara serius memenuhi aksesibilitas yang dibutuhkan penyandang disabilitas untuk sarana umum.
Apa yang membuat bapak begitu memperhatikan penyandang disabilitas?
Diawal saya memimpin yang artinya saya menjadi pelayan masyarakat, saya melihat dan menemukan kondisi masyarakat Wonosobo sangat memprihatinkan. Setiap hari ada perkelahian, banyaknya premanisme dengan tingkat kejahatan tinggi yang sangat meresahkan dan membuat ketakutan di kalangan masyarakat. Saya pelajari, apa yang mereka butuhkan. Pendekatan saya secara kemanusiaan saja, akhirnya kami memfasilitasi mereka untuk bertanggung jawab sebagai warga kota dengan menjadi tukang parkir, penjaga bangunan, dan terus mensosialisasikan program program harmonisasi warga kota.
Dari keprihatinan itu saya belajar bagaimana menyikapi penyandang disabilitas, apakah mereka butuh tangan palsu,kaki palsu, kacamata, terapi, pendidikan atau kebutuhan dasar lainnya. Nah dari situ pemerintah daerah berusaha keras sedikit demi sedikit memenuhi apa yang menjadi kebutuhan penyandang disabilitas. Baru-baru ini ada satu kasus dimana seorang tunanetra ditolak sebuah bank untuk memiliki ATM. Kami pemerintah berusaha memfasilitasi karena itu merupakan hak penyandang disabilitas yang memang warga kota. Kami berusaha fokus untuk terus memperbaiki dan memenuhi hak hak dasar dari penyandang disabilitas.
Bagaimana dengan aksesibilitas sarana umum lainnya di kota Wonosobo?
Kami selalu berusaha dalam pembangunan daerah untuk terus memenuhi aksesibilitas gedung, trotoar, kantor layanan publik yang memenuhi kriteria kebutuhan penyandang disabilitas. Ya memang pelan pelan karena kami juga harus menyesuaikan dengan sistem penganggaran yang ada. Pada intinya kalau penyandang disabilitas sudah merasakan nyaman dan puas terhadap layanan pemerintah, berarti masyarakat umum pun pasti merasakannya.
Satu kalimat yang menggambarkan disabilitas menurut bapak?
Penyandang disabilitas orang yang memiliki kehebatan tertentu, hanya dia memiliki kekurangan yang ketika kekurangan itu bisa kita tutupi maka kehebatan orang itu akan terlihat dengan jelas.*