BANK SENTRAL RUSIA DIRETAS, RP 400 MILIAR RAIB
Ilustrasi pencurian data di Internet
KOMPAS – Serangan hacker atau peretasan terjadi pada Bank Sentral Rusia (Central Bank of Rusia). Serangan tersebut membuat bank mesti kehilangan 31 juta dollar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp 418,6 miliar.
Pegawai Bank Sentral Rusia, Artyom Sychoyov mengatakan bahwa sebenarnya peretas mengincar jumlah yang lebih besar, yakni sekitar 78 juta dollar AS atau setara Rp 1,05 triliun. Tapi untungnya, target serangan itu gagal tercapai.
Pihak bank sendiri enggan membeberkan detail peristiwa peretasan ini. Satu-satunya yang diketahui, ada laporan yang mengatakan bahwa peretas memalsukan credentials (surat kepercayaan) nasabah untuk bisa masuk ke dalam sistem.
“Kami tidak bisa mengatakan kapan waktu tepatnya peretasan itu terjadi, tapi kami dapat mengatakan bahwa memang ada pencurian,” ujar juru bicara Central Bank of Rusia, Ekaterina Glebova sebagaimana dikutip KompasTekno dari Digital Trends, Senin (5/12/2016).
Kabarnya, pasca peretasan tersebut, Rusia semakin memperkuat pertahanan cyber mereka. Apalagi peretasan Bank Sentral bukanlah peristiwa pertama yang terjadi di dunia. Ada juga negara lain yang punya pengalaman serupa.
Sejak 2015 lalu, Ekuador, Filipina, Banglades, dan Vietnam bergantian mengalami serangan cyber yang merugikan. Tren serangan pada institusi keuangan seperti itu pun diprediksi bakal meningkat.
Organisasi Dana Moneter Internasional bahkan telah mengeluarkan peringatan bahwa risiko serangan ini lebih besar pada ekonomi negara-negara berkembang. Hal ini disebabkan masalah pada hubungan korespondensi antar bank.
Bank Sentral Rusia sendiri sudah berdiskusi dengan penegak hukum dan merilis rekomendasi mereka untuk bank lain di dalam negerinya.
