AGAR TRAFIK SITUS LANCAR, F5 JADI POLISI LALU LINTAS DAN MESIN CUCI
JAKARTA, PCplus – Saat bulan Ramadhan, situasi jalan-jalan raya maupun jalan tikus jelang buka puasa biasanya macet, padat kendaraaan. Maklum banyak orang berlomba pulang agar bisa berbuka bersama keluarga tercinta di rumah.
Situasi ini, kata Andre Iswanto (Consultant Leader Indonesia, F5 Networks) dalam bincang-bincang di Jakarta pekan lalu (24/6), mirip dengan kondisi trafik beberapa situs web di tanah air. Saat ini sambil nunggu waktu berbuka puasa tiba, banyak orang memilih belanja online. Apalagi sedang ada diskon di mal-mal online seperti yang digelar sejumlah pelaku e-commerce. “Trafik e-commerce naik 3 – 15 kali, user meningkat 6x,” tutur Andre.
Beberapa situs web, termasuk situs PT Kereta Api (KAI), selama bulan Ramadan ini menjadi padat pengakses. Demi mendapatkan tiket, banyak orang secara bersamaan masuk situs KAI. Karena tidak dirancang untuk menghadapi lonjakan akses serangan mendadak seperti itu, server penyedia jasa biasanya tidak bisa melayani transaksi. Akibatnya, server down. “Hari pertama penjualan dibuka, KAI kebanjiran trafik. Website-nya down”, cerita kata pria lulusan Universitas Bina Nusantara tersebut. Alhasil calon konsumen kecewa, tidak bisa mendapatkan tiket. Pihak KAI pun rugi, karena tiketnya tidak langsung terjual dan mungkin saja reputasinya tercemar.
Situs yang down karena sergapan akses bersamaan ini bukan hanya dialami KAI. Tapi pernah dialami beberapa situs belanja yang menggelar diskon istimewa dalam jangka waktu tertentu. “Tantangan bagi penyedia layanan adalah availability, keamanan dan kinerja,” kata Andre.
Lalu bagaimana penyedia layanan menjaga agar aplikasinya selalu tersedia dan kinerjanya bagus serta aman? “F5 bisa membantu agar apps selalu tersedia, kinerjanya bagus dan aman. Kami berada di antara user dan apps. Berlaku sebagai polisi lalu lintas, yang bisa membuatkan antrian (saat banyak permintaan masuk bersamaan). Jika tidak ada F5, server bisa mati seperti yang dialami web KAI di H-90,” kata Andre.
Semua trafik, kata Andre, akan melalui F5 yang memiliki visibilitas dan kontrol trafik sehingga bisa diatur mana trafik yang harus didahulukan dan mana yang bisa dihentikan sementara. “Tapi prioritas setiap pengguna berbeda. Internet banking misalnya, mementingkan sekuriti, WhatsApp pentingkan availability,” jelasnya.
Sementara untuk mengamankan, misalnya terhadap DDoS (distributed denial of service), semua trafik dialihkan ke F5 via cloud Silverline untuk dicek kesahihannya. “Bila dipakai untuk menyerang, dihentikan. Tapi kalau benar, diteruskan,” kata Andre. F5, kata Andre, ibarat sebuah mesin cuci. “Menyaring yang bersih untuk masuk ke layanan transaksi,” jelasnya.
F5 juga menyediakan fasilitas SOC (Security Operation Center) yang menjadi markas para tim ahli (peneliti dan analisis keamanan) yang menyediakan database informasi up-to-date tentang ancaman keamanan sistem TI