ADOPSI TEKNOLOGI ENKRIPSI AKAN TINGKATKAN KEAMANAN TRANSPORTASI BERBASIS APLIKASI
Jakarta – Pakar keamanan cyber sekaligus Chairman Communication and Information System Security Research (CISSReC) Pratama Persadha mengatakan, para pemain di bisnis transportsi berbasis aplikasi di Indonesia harus mau meningkatkan standar keamanannya, minimal dengan mengadopsi teknologi enkripsi.
“Jadi, keamanan cyber ini perlahan menjadi bagian penting dari trust konsumen. Bahkan diperkirakan tahun 2017 ceruk keamanan cyber ini akan meningkat sampai 15% di seluruh dunia,” ungkapnya kepada Investor Daily di Jakarta, belum lama ini.
Adopsi teknologi enkripsi, lanjut Pratama, harus menjadi kewajiban. Untuk itu, pemerintah seharusnya mulai berani mengeluarkan kebijakan untuk mewajibkan teknologi enkripsi bagi sistem keamanan transportasi online. “Maksudnya agar pengusaha sektor ini punya kewajiban untuk membangun sistem yang benar-benar aman bagi masyarakat,” ujarnya.
Pratama menjelaskan, prinsipnya teknologi maupun keamanan cyber itu adalah proses, bukan hasil. Lebih lanjut dia mengatakan, sebenarnya serangan itu bisa terjadi setiap hari setiap waktu.
Namun bila sistem yang ada tangguh dan tim IT nya mampu menutup celah, rasanya itu sudah cukup. Dengan catatan, proses pemerikasaan maupun penetration test ini harus reguler dilakukan.
“Selain itu, harus ada edukasi maupun regulasi khusus bagi para pegawainya. Misalnya tidak mencolok sembarangan flashdisk. Yang paling penting juga meningkatkan keamanan dai sisi penggunaan oleh konsumen sehingga bisa menekan terjadinya peretasan yang menyasar sisi pengguna,” tambahnya.
Adopsi teknologi enkripsi , lanjut dia, harus menjadi kewajiban. Untuk itu pemerintah seharusnya mulai berani mengeluarkan kebijakan untuk mewajibkan teknologi enkripsi untuk mengamankan. “Maksudnya agar developer punya kewajiban untuk membangun sistem yang benar-benar aman bagi masyarakat,” ujarnya.
(Berita Satu)