WADUH, JUTAAN RUPIAH MELAYANG GARA-GARA MALWARE
JAKARTA, PCplus – Bahaya malware sudah sering digembar-gemborkan. Software jahat ini tidak hanya merusak tapi juga bisa membuat pengguna Internet mengeluarkan banyak uang demi memperbaiki dampaknya.
Ya, malware jaman sekarang tidak hanya sekadar mengganggu atau merusak. Tapi juga ada yang dirancang untuk meminta tebusan uang dengan cara memblokir komputermu. Yang ini disebut ransomware.
Korban ransomware tidak hanya harus membayar untuk memulihkan perangkat atau data (membuka blokir data), tapi juga membeli perangkat baru. Menurut Kaspersky Lab, rata-rata setiap serangan menelan biaya US$ 160.
Agar kamu tak menjadi korban ransomware, ikuti petunjuk Elena Kharchenko (Head of Consumer Product Management, Kaspersky Lab) berikut. “Jangan menghubungkan USB yang tidak terverifikasi pada perangkat, hanya gunakan toko aplikasi resmi, menjaga sistem operasi dan aplikasi up-to-date dan scan data-data dengan program sekuriti sebelum membukanya. Kemampuan untuk memprediksi segala sesuatu yang berpotensi menjadi masalah dan mengambil langkah pencegahan adalah kunci agar tetap aman,” katanya.
Penelitian yang dilakukan oleh Kaspersky Lab dan B2B International mendapatkan bahwa hampir setengah dari pengguna Internet (45%) harus berhadapan dengan software berbahaya tahun lalu, yang mayoritas (81%) berdampak buruk terhadap pengguna dan perangkatnya. Malware paling sering ditemukan di komputer berbasis Windows – 83% pengguna Windows menyatakan mereka telah terpengaruh dampaknya selama 12 bulan terakhir. Namun, pengguna perangkat berbasis Android dan Mac OS X juga tidak kebal, masing-masing pengguna, sebanyak 13% dan 6% menyatakan mereka juga terinfeksi.
Infeksi malware ditandai dengan gejala antara lain: performa komputer melambat, kebanjiran iklan yang tidak diinginkan, terpasangnya program yang tak diinginkan.