TIPS HINDARI RANSOMWARE ALA SYMANTEC
Perusahaan keamanan Symantec melaporkan Indonesia menjadi sasaran empuk ransomware dan saat ini Indonesia berada di urutan ke-13 negara yang paling banyak mendapat serangan ransomware. Beberapa negara yang rentan terhadap serangan ransomware adalah Amerika Serikat, Italia, Belanda, Jerman, Inggris, Kanada, Belgia, India, dan Australia.
Choon Hong Chee (Director Asia Consumer Business Norton by Symantec) mengatakan saat ini Indonesia berada di urutan ke-13 sebagai negara yang paling banyak terserang ransomware. Rata-rata jumlah serangan ransomware di Indonesia sebanyak 14 serangan perhari.
“Buatlah password yang rumit dan tak mudah ditebak. Janganlah asal mengeklik sebuah link atau tautan dan gunakan anti virus yang terpercaya,” katanya di sela-sela jumpa media di Jakarta, Kamis (21/7).
Survei Symantec juga mengungkapkan angka infeksi ransomware terus meningkat tiap tahunnya. Para hacker pun mengincar beberapa sektor bisnis seperti sektor jasa dengan presentase 38 persen, sektor manufaktur 17 persen, sektor keuangan, asuransi, dan properti sebesar 10 persen dan administrasi publik sebesar 10 persen.
“Serangan ransomware membuat ribuan komputer rusak dan menyebabkan gangguan operasional sehingga perusahaan rugian besar,” ujar Chee.
Para peretas menargetkan komputer pribadi dengan ransomware termasuk platform smartphone dan perangkat wearable. Pada 2016, rata-rata hacker ransomware meminta uang tembusan senilai US$ 679 atau Rp 8.9 juta
“Komputer atau laptop pribadi, smartphone, hingga perangkat wearable yang terhubung dengan internet pun bisa jadi korban. Karena itu, kami sedang mempersiapkan peranti lunak untuk keamanan perangkat wearable,” tuturnya.