( pcs)
GambarBarangjmlBeratTotal
keranjang belanja anda kosong
00,00Rp 0

SEPULUH RAMALAN IDC TENTANG KEAMANAN TI ASIA PASIFIK

Senin, Oktober 19th 2015.

SEPULUH RAMALAN IDC TENTANG KEAMANAN TI ASIA PASIFIKTren digitalisasi, hyperconnected world, mobility, dan cloud tidak akan melemahkan upaya para penjahat maya menjebol sistem dan mencuri data. Justru sebaliknya, mereka bak menemukan ladang baru yang menarik untuk ditaklukkan.

Menjelang tahun 2016, IDC Asia Pacific memaparkan sepuluh ramalan seputar keamanan TI dan dampaknya terhadap pasar Asia Pasifik. Tidak semua prediksi tersebut relevan dengan semua pasar yang ada di Asia Pasifik. “Beberapa pasar lokal banyak memiliki skenario yang sangat unik (bila dibandingkan pasar yang lain),” jelas Simon Piff, Associate VP, Head of IT Security Research, IDC Asia Pacific.

Namun garis besar dari keseluruhan prediksi tersebut, menurut Simon, adalah semakin matangnya industri IT security di kawasan ini, terutama dalam hal fokus para eksekutif dan kemampuan delivery di tengah peningkatan kompleksitas dan frekuensi targetted attack.

#1. Di tahun 2020, 25 persen dari transaksi elektronik di seluruh dunia akan menggunakan sistem otentikasi berbasis biometrik. Hal ini terjadi berkat semakin banyaknya perangkat mobile dengan fitur biometric-enabled. Asia Pasifik boleh disebut sebagai pemimpin pasar dunia dalam hal pemanfaatan mobile device. Akan tetapi pemanfaatan biometrik umumnya akibat pengaruh dari AS dan Eropa. Dampak dari sistem berbasis biometrik ini akan cukup signifikan di Asia Pasifik.

#2. Akibat keberadaan geopolitik yang beragam dan perekonomian global yang tidak menentu, pada tahun 2019 nanti, serangan maya akan lebih banyak menargetkan para supplier. Walhasil, organisasi bisnis didorong untuk meningkatkan pengeluarannya sebanyak 25 persen, bahkan lebih, untuk melakukan mitigasi terhadap resiko keamanan supply chain. Dampak serangan tersebut cukup signifikan bagi Asia Pasifik, karena kawasan ini adalah pusat penyediaan komponen berbagai macam barang jadi. Manufaktur adalah salah satu sektor yang akan menambah pengeluaran di area sekuriti.

#3. Pada tahun 2019, application containerization untuk third platform apps dalam skenario cloud privat, publik, maupun hibrida akan meningkat lebih dari 50 persen. Tren ini pada akhirnya akan mendorong munculnya era di mana aplikasi dapat melindungi dirinya sendiri atau self-defending applications. Menurut Simon Piff, sebagian besar organisasi di Asia Pasifik kemungkina belum siap mengadopsi konsep containerization dalam waktu dekat ini.

#4. Pada tahun 2020, IDC meramalkan akan ada lebih dari 1,5 miliar orang—sama dengan satu dari empat orang—menjadi korban data breach. Di pasar berskala besar seperti Tiongkok, Indonesia, atau India, banyak orang akan terkejut karena mereka menyangka dirinya tidak menjadi sasaran serangan maya. “Namun seperti yang sudah kita lihat saat ini, geografi bukanlah tantangan bagi para penyerang,” tandas Simon.

#5. Pada tahun 2019, industri asuransi diperkirakan dapat memengaruhi sekitar 75 persen security spending dari keseluruhan security buying decision di lingkungan industri vertikal. Industri cyber insurance Asia Pasifik memang masih berada di tahap awal. Dan seiring tumbuhnya industri tersebut, perusahaan asuransi juga akan memperkuat kontrol terhadap pelanggan. Mereka akan mengenakan premi yang cukup besar kepada pelanggan. Bagi Asia Pasifik, hal ini juga berarti aturan (legislasi) seputar data management akan semakin ketat. Dan semakin bagus aturan tersebut, semakin bertambah pula permintaan terhadap asuransi.

#6. Di tahun 2017, pasar security services meningkat sekitar 30 persen akibat kelangkaan dan mahalnya harga seorang data scientist. Menurut Simon, organisasi bisnis di Asia terbiasa memperoleh kemudahan akses terhadap human capital. Tetapi kali ini hal itu tidak berlaku. Pasar yang bersedia membayar lebih mahal, misalnya pasar tenaga kerja di AS dan Eropa, akan lebih menarik bagi para profesional Asia. Jika perilaku organisasi di Asia Pasifik tidak berubah, mereka enggan membayar mahal, maka mereka tidak punya pilihan selain menggunakan jasa managed security services (security as a service). Saat ini, layanan semacam itu memang belum banyak tersedia, tetapi menurut prediksi IDC, akan tumbuh pesat dalam 18 hingga 24 bulan ke depan.

#7. Pada tahun 2019, 25 persen security spending akan dipengaruhi oleh aturan proteksi data dan privacy concern yang ditetapkan oleh Uni Eropa. Pengaruh itu juga akan dirasakan oleh organisasi bisnis di Asia Pasifik, meski belum jelas betul bagaimana hal itu terjadi. Namun IDC mewanti-wanti perusahaan Asia Pasifik yang beroperasi di Eropa tentang hal tersebut.

#8. Pada tahun 2018, second platform perimeter defense akan dilampaui oleh sistem sekuriti yang khusus dibangun untuk platform ketiga, berbasis arsitektur trace & tether, sehingga terbentuk simbiosis security defense. Perusahaan di Asia Pasifik mungkin akan segera mengadopsi sistem sekuriti berbasis trace & tether tetapi hal itu juga tergantung siapa threat actor yang mereka hadapi dan seberapa agresif ancaman tersebut.

#9. Pada tahun 2020, sistem keamanan akan berpindah ke cloud saat separuh dari organisasi enterprise mengadopsi cloud-based web security platform. Ini tentu ramalan yang mengejutkan karena banyak organisasi di Asia yang masih ragu terhadap keamanan cloud. Menurut IDC, meningkatnya layanan keamanan berbasis awan karena penyedia layanan global maupun lokal yang berinvestasi terhadap model bisnis security as a service. Sementara organisasi bisnis menghadapi tantangan investasi IT security.

#10. Pada tahun 2017, sepertiga dari corporate boards akan menyediakan posisi khusus untuk seorang ahli di bidang mitigasi resiko, yang diharapkan dapat memberikan panduan tentang data privacy dan inisiatif sekuriti. Strategi ini sangat relevan bagi Global 1000 Firm dan perusahaan multi nasional. Tetapi untuk organisasi di Asia Pasifik, mereka disarankan untuk lebih dulu memahami bahwa IT security membutuhkan orang atau bagian khusus yang didedikasikan untuk menangani hal itu. Dan lagi-lagi, menurut IDC, organisasi berskala besar akan mengadopsi pendekatan ini, sementara yang lain akan tetap menerapkan startegi lama. “Dan mereka berharap tidak akan menjadi korban serangan,” tandas Simon Piff.

Produk terbaru

Rp 29.900 39.000
Order Sekarang » SMS : 087875741110
ketik : Kode - Nama barang - Nama dan alamat pengiriman
Kode27670 - Optimals Oxygen Boost Face Blotting Tissues
Nama BarangOptimals Oxygen Boost Face Blotting Tissues
Harga Rp 29.900 39.000
Anda HematRp 9.100 (23.33%)
Lihat Detail
Rp 139.000 198.000
Order Sekarang » SMS : 087875741110
ketik : Kode - Nama barang - Nama dan alamat pengiriman
Kode30348 - Optimals Even Out Face Lotion SPF 30
Nama BarangOptimals Even Out Face Lotion SPF 30
Harga Rp 139.000 198.000
Anda HematRp 59.000 (29.80%)
Lihat Detail
Rp 195.000 198.000
Order Sekarang » SMS : 087875741110
ketik : Kode - Nama barang - Nama dan alamat pengiriman
KodeOptimals White Skin Youth
Nama BarangOptimals White Skin Youth
Harga Rp 195.000 198.000
Anda HematRp 3.000 (1.52%)
Lihat Detail
Rp 145.000 169.000
Order Sekarang » SMS : 087875741110
ketik : Kode - Nama barang - Nama dan alamat pengiriman
KodeOptimals Body
Nama BarangOptimals Body
Harga Rp 145.000 169.000
Anda HematRp 24.000 (14.20%)
Lihat Detail
Rp 129.000 179.000
Order Sekarang » SMS : 087875741110
ketik : Kode - Nama barang - Nama dan alamat pengiriman
KodeOptimals Even Out CC Face Cream SPF 20
Nama BarangOptimals Even Out CC Face Cream SPF 20
Harga Rp 129.000 179.000
Anda HematRp 50.000 (27.93%)
Lihat Detail
Rp 195.000 198.000
Order Sekarang » SMS : 087875741110
ketik : Kode - Nama barang - Nama dan alamat pengiriman
Kode32411 - Optimals White Radiance Day Fluid spf 30
Nama BarangOptimals White Radiance Day Fluid spf 30
Harga Rp 195.000 198.000
Anda HematRp 3.000 (1.52%)
Lihat Detail

Cek resi

Pengiriman