SELAMAT DATANG DI ERA FLASH STORAGE
Ada masa ketika Homing Wulur bersama tim harus bekerja sampai pagi menjelang. “Biasanya itu terjadi di akhir bulan,” cerita Homing yang menjabat sebagai Head of Data Center & Data Communication di Indomobil.
Pada periode itu, setiap unit akan memasukkan data ke sistem ERP Indomobil dan Tim Data Center wajib menunggu sampai setiap unit selesai memasukkan data ke sistem. Masalahnya, kinerja sistem ERP menjadi sangat lambat saat periode puncak tersebut, yang memaksa Homing dan timnya harus bekerja hampir 24 jam.
Penyelidikan pun dilakukan. Akhirnya lambatnya performa data center terjadi karena adanya bottleneck di sisi storage. Setelah memilah teknologi yang ada, Indomobil pun memutuskan untuk mengganti storage dari teknologi spinning disk ke all-flash IBM Storwize V7000F.
Solusi ini ternyata manjur. Kinerja sistem meningkat signifikan dan proses input data pun berjalan lancar. “Sekarang paling lambat jam 9 malam kami sudah pulang,” ungkap Homing sambil tersenyum lebar.
Mendukung Hybrid
Homing menceritakan hal tersebut saat menjadi narasumber pada acara Data Storage Solutions: The Foundation of Cognitive Business yang diselenggarakan IBM bersama dengan InfoKomputer.
Acara tersebut juga digunakan IBM untuk memperkenalkan jajaran storage all-flash terbaru berikut software pendukung yang membuat transisi perusahaan ke era all-flash storage menjadi lebih mudah.
Salah satu produk unggulan baru IBM tersebut adalah Storwize V7000F dan V5030V yang menyasar segmen mid-range dan entry level. Kehadiran produk tersebut menunjukkan flash storage bukan lagi dominasi perusahaan besar.
“Bukan saja karena harganya lebih terjangkau, namun flash storage juga memberikan value proportition yang lebih baik dibanding storage berbasis disk,” ungkap Bob Condon (Storwize and VersaStack Worldwide Sales Leader, IBM) yang hadir dalam kesempatan itu. Selain menjanjikan peningkatan performa yang signifikan, flash storage juga menawarkan density yang lebih padat serta konsumsi daya dan pendingin yang lebih rendah.
Ketika ingin beralih ke flash, perusahaan pun tidak perlu meninggalkan storage berbasis disk yang telah mereka miliki saat ini. Dengan software IBM Spectrum Virtualize, storage lawas tersebut bisa divirtualisasi dan digabungkan ke IBM flash storage membentuk hybrid storage.
Untuk menjaga performa, terdapat software analitik Easy Tier yang akan menganalisis data di hybrid storage tersebut. “Jika menemukan hot data, Easy Tier akan menyimpan data tersebut di layer flash sehingga lebih cepat saat diakses,” ungkap Bob.
Dengan kian terjangkaunya flash storage, pilihan konsumen kini makin banyak. Lalu, mana yang sebaiknya dipilih?
Menurut Benny Abrar (Country Manager, Storage Solution, IBM Indonesia), perusahaan sebaiknya memetakan terlebih dahulu kebutuhan aplikasi masing-masing. “Jika performa menjadi kebutuhan, flash storage adalah solusi terbaik,” ungkap Benny. Namun jika kapasitas masih kebutuhan utama, storage berbasis disk masih menjadi pilihan menarik.
Akan tetapi di luar faktor teknis, sisi support juga harus dipikirkan. Hal itu dikemukakan Hanny Purnomo (Senior Manager SAP Production Planning Steel Pipe Industry Indonesia/Spindo), yang juga hadir sebagai narasumber di acara tersebut.
Sebagai perusahaan yang berpusat di Surabaya, Spindo mengedepankan faktor support ini di atas hal-hal teknis. “Support itu mulai dari layanan prajual sampai purnajual,” ungkap Hanny. Karena hanya dengan support yang bagus, perusahaan bisa tenang dalam mengimplementasikan produk dan solusi yang baru.