SAMBUT EKONOMI DIGITAL, PEKERJA TI HARUS PAHAM KEBUTUHAN BISNIS
Budi Tedjaprawira (Head of ICS, PT Courts Retail Indonesia) dalam InfoKomputer Forum 2015.
Ada sejumlah kunci untuk memenangi persaingan pada era ekonomi digital ini, baik pada industri retail maupun manufaktur. Dua di antaranya adalah komitmen dan dukungan penuh dari manajemen serta pentingnya departemen TI memahami kebutuhan bisnis dari para stakeholder.
Untuk yang terakhir ini, baik Budi Tedjaprawira maupun Eka Suharto yang menjadi narasumber utama pada Retail & Manufacturing Track InfoKomputer Forum 2015 beberapa waktu lalu, menekankan pentingnya orang TI untuk “turun gunung” alias berkomunikasi dengan baik dan erat dengan para stakeholder, tidak lagi sekadar mengandalkan kemampuan teknis semata.
Di sektor retail, Budi Tedjaprawira (Head of ICS, PT Courts Retail Indonesia) menyebutkan ada empat pilar yang menjadi fondasi dari TI dalam menunjang strategi bisnis yang telah ditetapkan, tentunya untuk membantu memenangi persaingan di era ekonomi digital ini. Keempat pilar tersebut adalah infrastruktur, system application, operation support, dan IT human capital.
“Infrastruktur ini kadang-kadang diremehkan orang. Tapi, kalau kita tidak mempunyai suatu fondasi [infrastruktur] yang kuat, data center dan sebagainya, communication line, ketika bisnis growing, udah masuk ke tiga puluh, empat puluh, sampai lima puluh toko, kita [tim TI] akan kelabakan sendiri,” ujar Budi.
Sejalan dengan keempat pilar ini, IT strategic planning di PT Courts Retail Indonesia dikenal dengan sebutan 4C2D alias 4 Courts to do yang mencakup C2C (Courts to Customers), C2B (Courts to Business Associates), C2E (Courts to Employees), dan C2S (Courts to Shareholders). Meskipun harus mencakup para stakeholder, prioritas tetaplah harus ditentukan dan yang menentukannya adalah manajemen.
Tidak sekadar menentukan prioritas, kunci utama memenangkan persaingan di era ekonomi digital ini adalah komitmen dan dukungan penuh dari manajemen. Tanpa itu, TI hanya akan menjadi cost center. Setelah itu, barulah hal lain seperti orang TI yang juga harus mengerti dan berpikir bisnis, berkomunikasi yang erat dengan para stakeholder, dan senantiasa update teknologi terkini.
Eka Suharto (IT Division Head, PT Adaro Energy Tbk.) dalam InfoKomputer Forum 2015.
Pekerja TI Harus Mengerti Bisnis
Pendapat serupa dikemukakan oleh Eka Suharto (IT Division Head, PT Adaro Energy Tbk.) yang mewakili sektor manufaktur.
Di sebagian besar perusahaan, segala sesuatu yang berkaitan dengan investasi di bidang TI umumnya masih dianggap sebagai pengeluaran yang tidak bisa mendatangkan nilai tambah bagi proses bisnis. Padahal, sekarang ini TI telah dianggap sebagai salah satu penunjang utama berlangsungnya kegiatan bisnis sebuah perusahaan.
Untuk itu, di era ekonomi digital sekarang ini menjadi pekerja di lingkungan TI tidak hanya cukup memahami aspek teknis, tapi juga harus bisa memahami bagaimana investasi TI tersebut bukan hanya bisa memudahkan atau menyederhanakan proses bisnis, tapi juga bisa mendatangkan keuntungan bagi perusahaan.
Eka menceritakan, saat baru bergabung di Adaro, ia mempelajari dulu seluruh aspek perusahaan. Butuh waktu sekitar tiga bulan untuk mempelajari berbagai aspek di perusahaan yang memiliki banyak anak perusahaan yang bergerak di bidang yang sama ini. Semasa itu, Eka mempelajari berbagai infrastruktur di berbagai anak perusahaan tersebut.
Setelah itu, barulah perencanaan implementasi TI bisa dilakukan. Perencanaan ini terbagi menjadi perencanaan jangka pendek dan jangka panjang. Meskipun begitu, perencanaan implementasi TI tersebut seluruhnya berakhir pada satu tujuan, yaitu menghasilkan sebuah sistem TI yang mampu menjawab kebutuhan bisnis.
Materi presentasi Budi Tedjaprawira untuk InfoKomputer Forum 2015 bisa diunduh di sini.
Materi presentasi Eka Suharto untuk InfoKomputer Forum 2015 bisa diunduh di sini.
