PROYEK PALAPA RING TINGKATKAN PERKEMBANGAN EKONOMI KREATIF DI RI
Jakarta – Chairman lembaga riset keamanan cyber CISSReC (Communication and Information System Security Research center) Pratama Persadha mengatakan, proyek Palapa Ring adalah proyek pembangunan infrastruktur jaringan tulang punggung serat optik nasional yang ditujukan demi pemerataan akses pitalebar (broadband) di Indonesia.
Bisa dibayangkan, kata dia, bila daerah tersebut sudah lancar, transportasi digital bisa masuk. Secara langsung akan membuka lapangan kerja. Belum lagi kesempatan UMKM untuk terjun di e-Commerce juga terbuka lebar. Hal ini akan menaikkan nilai kompetitif Indonesia di bidang ekonomi kreatif.
“Saya berharap proyek Palapa Ring bisa terlaksana dengan lancar, sehingga Indonesia tidak perlu bergantung pada proyek asing seperti Google Loon,” tegasnya kepada Investor Daily di Jakarta, Selasa (30/8).
Ruang lingkup Proyek Palapa Ring adalah sebagai berikut yaitu melayani daerah non-financially feasible (tidak layak secara bisnis/keuangan), pemerintah berperan menyediakan penjaminan, Distruktur sebagai Public Private Partnership (PPP) atau Kerjasama Pemerintah Badan Usaha, merupakan proyek PPP pertama di sektor telekomunikasi. Target penyelesaian Proyek Palapa Ring pada akhir tahun 2018. Pada 1 Januari 2019 mulai beroperasi sepenuhnya.
“Proyek ini bila berjalan sesuai rencana akan membuka akses informasi dan komunikasi yang lebih luas ke daerah di luar pulau Jawa. Khusus untuk paket tengah yang menjangkau Sulawesi, Kalimantan dan Maluku Utara, saat ini diperkirakan ada sekitar 12 juta pengguna internet, dari 33 juta lebih penduduk,” kata Pratama kepada Investor Daily di Jakarta, Selasa (30/8).
Proyek Palapa Ring melayani 57 kabupaten/kota di Indonesia, terbagi menjadi tiga bagian. Pertama, Paket Barat menjangkau wilayah Riau dan Kepulauan Riau (sampai dengan Pulau Natuna) dengan total panjang kabel serat optik sekitar 2.000 km.
Kedua, Paket Tengah menjangkau wilayah Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku Utara (sampai dengan Kep. Sangihe-Talaud) dengan total panjang kabel serat optik sekitar 2.700 km.
Ketiga, Paket Timur menjangkau wilayah Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua Barat, dan Papua, (sampai dengan pedalaman Papua) dengan total panjang kabel serat optik sekitar 6.300 km.
“Dengan penetrasi internet yang luas dan cepat di Indonesia bagian tengah tersebut, akan secara langsung berdampak pada ekonomi masyarakat. Mengingat, kini ekonomi kreatif berbasis digital terus tumbuh subur di Indonesia,” ujarnya.