PERTAJAM IT LEADERSHIP DI CIO ACADEMY ASIA
Tantangan yang dihadapi pemimpin teknologi informasi (TI) masa kini dan sepuluh tahun lalu memang jauh berbeda. Tidak saja harus memahami urusan teknis, IT leader di berbagai organisasi juga harus cermat membaca tren teknologi dan menyelaraskannya dengan kebutuhan bisnis.
Hal itu terungkap dalam diskusi terbatas yang diselenggarakan CIO Academy Asia baru baru ini di Jakarta. Ng Tiong Gee, Senior Vice President, Resorts World Sentosa Singapore memaparkan sejumlah langkah mengkomunikasikan perubahan kepada para stakeholder, terutama perubahan karena implementasi TI. Dua langkah yang tidak boleh dilewatkan adalah memahami siapa stakeholder yang akan paling merasakan dampak dari perubahan tersebut, dan memahami masalah yang kira-kira akan mereka hadapi.
Sementara bagi Lim Kuo Siong, Chief Information Officer, Maybank Singapore, memahami corporate business model adalah wajib bagi seorang pemimpin TI. Di sisi teknologi, kepada para pemimpin TI yang hadir, Lim Kuo Siong memaparkan tantangan teknologi yang ia perkirakan akan datang dari sisi arsitektur aplikasi, mengingat kebutuhan aplikasi yang semakin disuarakan organisasi/perusahaan.
Tantangan lain adalah data. “Dulu, data tersimpan aman di sistem backend. Tetapi sekarang ada kebutuhan untuk menyingkap data ke pihak eksternal. Pelanggan bisa melihat data kita, begitu pula partner,” ujar Lim Kuo Siong.
Berbicara tentang data, perusahaan sekelas Facebook pun ternyata masih kerepotan dengan data. “Di mana masalahnya? Bukan pada aplikasi, karena aplikasi-aplikasi Facebook sudah scalable,” papar Christopher Poulos, VP & GM Asia Pacific/Japan, Delphix. Masalahnya, menurut Christopher, adalah laporan keuangan yang tidak bisa dibuat dengan cepat akibat akses data yang lambat. Virtualisasi data dengan solusi Delphix membantu Facebook mengakses full production data dalam waktu lima belas menit dan Facebook dapat memangkas waktu pembuatan laporan keuangan dari 28 hari menjadi dua hari.
CIO Academy Asia adalah sebuah komunitas yang mengumpulkan dan mengkoneksikan para IT leader di kawasan Asia. Pemimpin TI masa kini menghadapi lebih banyak tantangan daripada sepuluh tahun lalu. “Karena semakin banyak permintaan baru dan bisnis juga kian memahami pentingnya teknologi,” cetus Glen Francis, President, CIO Academy Asia.
Belajar dari pengalamannya sebagai CIO, founder CIO Academy Asia ini, membangun komunitas di mana para pemimpin TI dari berbagai sektor industri dapat bertukar pikiran dan berdiskusi. “Semakin cepat seorang CIO memahami kebutuhan bisnis dan bagaimana mengakomodasi kebutuhan itu, semakin cepat pula ia dapat men-deliver value bagi perusahaan,” tandas Glen.
CIO Academy Asia mengkoneksikan lebih dari 9500 IT leader di seluruh kawasan Asia. “Dan kami memfokuskan pada practical learning,” ujar Glen. Selain menggelar diskusi roundtable, event, dan workhsop, CIO Academy Asia juga menyelenggarakan program CSR, misalnya membuka sekolah di Bhutan.