NG TIONG GEE: PAHAMI STRATEGI KOMUNIKASI PERUBAHAN AKIBAT IMPLEMENTASI TI

Ng Tiong Gee (Senior Vice President, Information Technology, Resorts World Sentosa Singapore). [Foto: Abdul Aziz/InfoKomputer]
Ng Tiong Gee terpaksa menuai pengalaman pahit akibat kurang memahami stakeholder yang paling terdampak oleh sebuah perubahan.
Pada awal tahun 2000-an, tepat di saat krisis moneter menghantam kawasan Asia Tenggara, Tiong Gee mendapat tugas memangkas biaya. “Ketika itu saya di bertugas departemen HRD dan salah satu tugas pertama saya adalah memangkas biaya transportasi karyawan,” kenang pria yang saat ini menjabat sebagai Senior Vice President, Information Technology, Resorts World Sentosa, Singapore itu.
Saat itu, dalam pandangan Tiong Gee, stakeholder adalah jajaran manajemen senior. “Dan ketika pemimpin mengumumkan keputusan pemotongan tunjangan transportasi itu ke layer di bawahnya, kami menganggap informasi pasti akan diturunkan atau sampai ke layer-layer berikutnya,” cerita pria yang hampir tiga puluh tahun berkarier di bidang teknologi ini.
Namun apa yang terjadi? Pada hari berikutnya Ng Tiong Gee mendapati mobilnya rusak, dibaret orang tak bertanggung jawab.
Dari pengalaman tersebut, sarjana mechanical engineering lulusan National University of Singapore intu menyimpulkan bahwa memahami siapa stakeholder sesungguhnya dari suatu perubahan adalah salah satu kunci sukses dalam mengomunikasikan perubahan itu sendiri.
Dalam kasus pemotongan tunjangan transportasi ini, stakeholder yang paling terdampak adalah karyawan di level terbawah. “Dan seharusnya informasi atau berita perubahan, terutama yang buruk, disampaikan secara langsung kepada mereka,” imbuh Tiong Gee.
Menggalang Dukungan

Sebagai pemimpin TI, kita harus memahami apakah sistem yang akan kita deploy akan berbuah manfaat atau masalah bagi stakeholder?” tutur Ng Tiong Gee.
Setelah itu, dalam berkomunikasi dengan stakeholder, Ng Tiong Gee menyarankan pemimpin TI memahami pain point dan kebutuhan spesifik para stakeholder, juga manfaat, dan hasil yang diharapkan dari implementasi teknologi baru.
“Sebagai pemimpin TI, kita harus memahami apakah sistem yang akan kita deploy akan berbuah manfaat atau masalah bagi stakeholder?” tutur Tiong Gee di hadapan para pemimpin TI yang hadir di acara CIO Academy Luncheon, pada bulan Januari 2016, di Jakarta.
Selain memerhatikan jenis pesan dan menyelaraskan isi pesan dengan kepentingan stakeholder maupun jajaran manajemen, Ng Tiong Gee juga menekankan pentingnya menggalang dukungan.
Tak dapat dimungkiri bahwa ada yang bersikap pro dan kontra terhadap sebuah proyek TI. Saran Tiong Gee, ada baiknya jika Anda memfokuskan komunikasi kepada kelompok pendukung terlebih dahulu. Kelompok pendukung ini diharapkan menjadi influencer bagi mereka yang bersikap kontra.
“Misalnya ketika menyampaikan topik tentang ERP atau security, saya mempresentasikannya di hadapan Audit Chairman dulu. Ketika ingin berbicara tentang remunerasi, maka saya akan mendatangi Chairman of The Board dulu karena mereka dapat bisa membantu memengaruhi para direktur lainnya,” cerita peraih gelar MBA dari Nanyang Technological University ini.
Digitalisasi untuk Dukung Tujuan Bisnis
Orang bisnis pada dasarnya hanya ingin menuntaskan pekerjaan. Tapi, tak jarang mereka dianggap berseberangan dengan orang TI. “Adalah tugas pemimpin TI mengartikulasi dengan tepat bagaimana TI dapat membantu bisnis menyelesaikan pekerjaannya,” ujar Ng Tiong Gee.
Ketika jajaran manajemen Resorts World Sentosa mengharapkan pertumbuhan pendapatan, perluasan pangsa pasar, dan peningkatan keuntungan, bagaimana Ng Tiong Gee dan timnya mengartikulasikan harapan tersebut? “Digitalisasi untuk mass personalization,” tandasnya.
Dipadukan dengan data analytics, dua hal itu akan membantu Resorts World Sentosa memahami pelanggannya secara lebih baik, dan pada akhirnya akan merealisasikan tujuan bisnis.
Walau begitu, ia tak boleh lengah dari ancaman keamanan data dan informasi. “Security is a serious threat to digital strategy,” ucap Ng Tiong Gee. Pastinya, ia sudah memiliki cara tersendiri untuk mengomunikasikan ini pada stakeholder, termasuk jajaran direksi.