MODUS ANCAMAN SERANGAN SIBER 2017

Andreas Kagawa (Country Manager Trend Micro Indonesia)
Trend Micro Incorporated melaporkan prediksi keamanan tahunan 2017. Trend Micro memperkirakan akan banyak serangan-serangan siber dengan model dan cara baru pada tahun ini untuk meraup keuntungan dan mengkapitalisasi setiap peluang atas pesatnya perkembangan teknologi saat ini.
“Tahun ini, industri keamanan siber akan memasuki babak dan teritori baru. Tahun sebelumnya, para penjahat siber lebih gencar mengeksplorasi serangan dan celah-celah serangan baru,” kata Raimund Genes (Chief Technology Officer Trend Micro) dalam siaran persnya, Minggu.
Trend Micro melihat General Data Protection Regulation (GDPR) akan mendorong perubahan-perubahan di tingkat manajemen data secara besar-besaran oleh perusahaan- perusahaan di seluruh dunia.
Dampaknya, kebijakan itu akan mendorong metode-metode serangan terbaru yang lebih menantang bagi perusahaan-perusahaan dan taktik serangan ransomware yang semakin berkembang.
“Propaganda siber akan ramai menggoyang opini publik,” ujarnya.
Tahun lalu, vulnerability merebak dengan gencar, menyusul setidaknya ada 50 celah vulnerability terungkap pada perangkat berbasis Apple, belum lagi 135 bug di Adobe dan 76 kasus yang membawa dampak serius bagi Microsoft.
Pada 2017, Internet of Things (IoT) dan Industrial Internet of Things (IIoT) akan mengundang serangan-serangan siber untuk meraih keuntungan dan mengkapitalisasi perangkat-perangkat yang terkoneksi oleh pengguna.
Penggunaan perangkat mobile juga mendorong makin gencarnya penjahat mengulik setiap celah vulnerability pada sistem dan teknologi baru tersebut agar bisa menerobos masuk ke sistem.
Kasus-kasus seperti Business Email Compromise (BEC) dan Business Process Compromise (BPC) akan semakin tinggi karena jenis ancaman seperti itu jauh lebih murah dan mudah dilakukan dengah hasil yang cukup besar.
Sebuah serangan BEC diperkirakan bisa menghasilkan paling tidak $140.000 dengan menaruh umpan jebakan kepada karyawan- karyawan yang tidak menyadari jebakan untuk mentransfer sejumlah uang pemerasan ke akun-akun yang telah disiapkan oleh penjahat siber.
“Kami terus melihat terjadinya evolusi dalam tindak kejahatan siber di tengah makin gencarnya perubahan yang terjadi di perpetaan teknologi saat ini, kata Ed Cabrera, Chief Cybersecurity Officer for Trend Micro).