BELAJAR DARI WARREN BUFFET, 6 CARA MENGATASI KECEMASAN BERLEBIH
Seperti diketahui banyak orang, Warren Buffet adalah investor paling sukses di dunia saat ini. Namun, dengan keberhasilan tersebut, di antara kita mungkin bertanya-tanya bagaimana ia tetap bisa tidur nyenyak dengan risiko tinggi yang ia tanam karena investasi besar-besaran yang ia lakukan.
Buffet menaruh uang dengan jumlah yang sangat besar di berbagai jenis industri. Ketika ia menaruh investasi di bisnis rel kereta api, bagaimana seandainya saat itu ternyata kereta apinya adalah pengangkut sampah beracun yang akan membuat semua orang murka. Atau ketika ia menanamkan sahamnya di industri perbankan, bagaimana jika tiba-tiba terjadi resesi? Jika itu terjadi, kemungkinan besar ia akan menjadi bangkrut dan jatuh miskin. Bagi orang kebanyakan, memikirkan risiko sebesar itu bisa saja membuat mereka cemas berlebihan.
Lalu, bagaimana seorang Buffet mengelola kecemasannya. Dari ulasan yang ditulis oleh themuse.com, Buffet mengaku bahwa ia terinspirasi dari buku karya Dale Carniege yang berjudul “How to Stop Worrying and Start Living”. Beberapa hal yang diadopsi Buffet dari buku tersebut antara lain,
1) Isolir masalah yang sedang dihadapi
Salah satu cara untuk mengatasi kecemasan dalam kehidupan sehari-sehari adalah dengan menciptakan batasan yang ketat antar departemen dalam hidup. Mirip ketika Anda menambal keboncoran pada kapal Anda. Anda akan melakukannya pada bagian-bagian tertentu saja untuk menjaga agar kapal tersebut tidak tenggelam. Demikian juga Anda harus membatasi permasalahan Anda menjadi bagian-bagian yang spesifik. Misalnya Anda membaginya dalam urusan bisnis, keluarga, tetangga dan sebagainya. Jika Anda bermasalah di satu bidang, tidak perlu masalah tersebut mempengaruhi mood Anda di bidang yang lain.
2) Pahami masalah yang ada
Jika ada yang salah dengan hidup Anda, jangan serta merta merasa panik. Pelajari dulu masalahnya dan jangan terburu-buru mengambil kesimpulan yang membuat Anda menjadi lebih cemas. Kadang kita terjebak untuk takut pada hal-hal yang kita belum tahu kepastiannya. Oleh karena itu, sisihkan waktu untuk mempelajari masalah. Semakin kita paham akar permasalahannya, semakin berkurang kecemasan yang kita rasakan.
3) Bersiaplah untuk risiko terburuk
Setelah Anda memahami masalah yang sedang dihadapi, analisislah kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi dari permasalahan tersebut. Lalu, berdamailah dengan risiko tersebut. Jika Anda sudah bisa menerima risiko terburuk, berarti kecemasan Anda juga dapat dieliminasi.
4) Berani Mengambil Keputusan
Ketika Anda sudah bersiap dengan dampak terburuk yang mungkin terjadi, saatnya Anda berpikir tentang solusi. Pertimbangkan fakta-fakta yang ada dan apa yang harus kita usahakan untuk membuat situasinya menjadi lebih baik. Jadi, daripada Anda berkubang pada perasaan cemas, lebih baik Anda segera mengambil keputusan jika Anda memang sudah memegang 75% informasi yang Anda butuhkan.
5) Eksekusi Keputusan
Ada sebuah parodi lama yang tentang lima ekor katak yang berada di atas sebuah batang kayu. Kemudian, salah satu dari katak tersebut memutuskan untuk melompat ke air. Pertanyaannya adalah tinggal berapakah katak yang tersisa di atas batang kayu. Jawabannya adalah tetap lima karena “berbuat” jelas sangat berbeda dengan hanya “memutuskan”. Setelah Anda mendapatkan solusi yang menurut Anda akan menguntungkan, segeralah untuk mengeksekusi keputusan tersebut. Hal ini secara otomatis dapat menurunkan kadar kecemasan dalam diri Anda.
6) Ikhlas
Jika Anda sudah siap menerima skenario terburuk yang mungkin muncul dari permasalahan Anda, maka langkah terbaik yang dapat dilakukan adalah ikhlas dan berdamai dengan masalah tersebut. Tidak ada gunanya menyesali atau khawatir dengan hal-hal yang Anda tidak bisa berbuat apa-apa. (*)